Persis, seperti tukang minta-minta di depan pintu yang tidak akan pergi sebelum diberi dan akhirnya terpaksa diberi dengan harapan ia cepat pergi. Ini jenis pemberian tanpa diiringi cinta dan berkah. Penolakan doa bisa jadi berarti penerimaan diri kita kepada-Nya.
Artinya, Tuhan Maha Tahu apa yang didoakan itu bermanfaat atau tidak bagi kita. Jika Allah menganggap jenis permohonan kita justru akan membahayakan, terutama menjauhkan kita dengan-Nya, maka Tuhan mengenyampingkan materi doa itu.
Persis seperti seorang anak kecil yang meminta mainan berupa gelas kaca atau pisau kepada ibunya. Penolakan permintaan itu bukan berarti tidak cinta, tetapi sebaliknya, karena sang ibu mencintai anaknya.
Kita tidak boleh salah paham terhadap Allah dengan penolakan doa. Kita juga tidak boleh berpuas diri dengan pengabulan doa kita. Boleh jadi, rezeki Allah turunkan ke bumi bersama kita, tetapi tidak lagi pernah naik ke atas bersama-Nya.
Sebaliknya, penolakan doa bisa berarti Allah ingin mengangkat diri kita ke hadirat-Nya dan sekaligus memperlihatkan betapa banyak yang jauh lebih indah dan lebih baik di sana yang tidak pernah kita minta.
Bagi orang-orang yang sudah naik ke atas tidak perlu lagi rezeki dan anugerah lainnya. Seolah-olah, ia melihat alangkah kecilnya pemohonan manusia disbanding dengan sesuatu yang diperoleh di sana.
Bahkan, ia berkata, “Ambil saja surga itu. Aku tidak memerlukan surga itu karena aku sudah bersama dengan Sang Pencipta surga”. Seolah-olah, surga dan neraka menjadi urusan orang awam. Wallahu a’lam
NURDIANSYAH (PEMIMPIN REDAKSI MEDIA ALKHAIRAAT)

