PALU- Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat membedah sekitar 25 masjid di Palu, Sigi dan Donggala yang rusak akibat terdampak gempa 7,4 skala ricter (SR) beberapa waktu lalu.
“Ada 25 masjid sudah dibedah. Artinya bukan bangun baru seperti Masjid Al-Ikhlas Pantoloan yang saat ini kita bantu karpet, sound system, sajadah, Alquran sarung dan buku-buku untuk anak-anak agar mereka bisa belajar kembali,” kàta Koordinator Lapangan, DMI Pusat Yadi Jentak, di sela-sela pemasangan sound system di Masjid Al-Ikhlas, Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Palu Utara, Ahad (21/10).
Adapun masjid yang dibedah, kata dia,terdapat sekitar delapan masjid dan musola darurat di Kota Palu, enam masjid di Donggala dan 10 masjid di Sigi.
“Ada tiga donatur membiayai bedah masjid ini yakni , yayasan Haji Kalla mensuport sepuluh masjid, Bosowa Peduli sepuluh masjid dan pribadi Safrudin Menpan RB untuk lima masjid,” katanya.
Selain bedah masjid kata dia, pihaknya juga membawa enam orang hafidz qur’an dari Jakarta. Mereka merupakan relawan mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu Alquran Ciputat.
Tugas mereka kata dia, kembali menghidupkan majelis-majelis taklim, Taman Pengajian Anak (TPA) agar anak-anak, ibu-ibu dan bapak kembali bergairah.
“Tujuan agar para korban tak terpuruk, kembali mengingat Allah SWT, membuka Alquran, sholat jamaah di masjid diberikan siraman rohani. Bahwa bencana ini jangan dijadikan sebagai penghalang untuk tidak mengingat Allah, tapi sebagai cambuk lebih dekat dengan Allah,” katanya.
Dengan menghidupkan kembali masjid kata dia, harapannya masjid ini tetap diisi para jamaah, baik bagi warga sekitar maupun pengungsi.
Selain itu, menurutnya DMI memfasilitasi donatur yang akan menyisihkan sebagian hartanya untuk membangun kembali masjid yang rubuh.
“Kami mendapat informasi sudah tiga masjid yang akan dibantu donatur dari Timur Tengah,” katanya.
Menurutnya lagi, DMI akan tetap menunggu bila terdapat tawaran perbaikan masjid. Dengan catatan takmir dan pengurus masjid harus proaktif membuat proposal berisikan, keadaan masjid sebelum bencana, berapa jumlah jamaahnya, luas dan status tanahnya bersih dari sengketa.
“Agar kelak di kemudian hari, bantuan datang tidak ada lagi sengketa misalnya donatur digugat pemilik tanah,” tuturnya.
Dia menyarankan, pengurus masjid daerah jika ingin membangun masjid yang baru bisa meminta kepada DMI, untuk desain dan struktur bangunan tahan gempa. Hal ini bisa diajukan melalui DMI daeràh maupun pusat.
Dia menambahkan, DMI telah memiliki standar untuk masjid tahan gempa, desainnya telah ada dan telah diuji coba di Lombok.
” DMI bekerjasama dengan ikatan arsitektur indonesia membuat roadmap masjid tahan gempa,” imbuhnya. (IKRAM)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.