DLH Parimo Angkut Sampah 12 Ton Perhari

oleh -
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas DLH Parimo, Mispa H Tamabonto. (FOTO : mediaalkhairaat.id/Mawan)

PARIMO – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Parigi Moutong(Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat perharinya mengangkut sampah dalam kota mencapai 12 ton.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas DLH Parimo, Mispa H Tamabonto, mengatakan Pemkab Parimo terus mengoptimalkan penanganan kebersihan, dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan hidup.

“Sampah terangkut telah tercatat dalam sistem, karena di tempat pembuangan akhir (TPA) dilengkapi alat timbang, sehingga sampah yang terangkut tercatat secara akurat,” ungkapnya saat ditemui, Selasa (25/09).

Ia mengaku, meski sarana dan prasarana terbatas, dengan jumlah armada keberhasilan sebanyak enam unit, namun pihaknya optimis dapat memaksimalkan kinerja peralatan yang dimiliki.

“Kami berupaya memaksimalkan sumber daya yang ada meski jumlah armada angut terbilang minim, itu bukan menjadi penghambat bagi kami dalam menjalankan tugas kebersihan,” tuturnya.

BACA JUGA :  UIN Datokarama Buka Pendaftaran Beasiswa Program KIP

Ia menjelaskan, Parimo masuk dalam nominasi penilaian Adipura tahun 2023 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama tiga daerah lain di Sulteng yakni Kota Palu, Kabupaten Banggai dan Morowali.

Pihaknya, dalam menghadapi proses penilaian Adipura, terus menggencarkan penataan lingkungan yang menjadi objek penilaian diantaranya kebersihan TPA, kebersihan pasar, objek wisata, ruang terbuka hijau (RTH) dan fasilitas umum lainnya.

“Pelaporan administrasi pengelolaan sampah dianggap bagus oleh Kementerian teknis terkait. Ini yang menjadi peluang daerah untuk memperjuangkan Adipura,” jelasnya.

BACA JUGA :  Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparat dan Auditor dalam Penanganan Korupsi Resmi Dibuka

Ia menambahkan, penanganan kebersihan tidak hanya sebatas kepentingan Adipura, tetapi lebih dari itu untuk pembangunan jangka panjang.

“Adipura hanya sebagai alat instrumen mengukur kebersihan daerah oleh Pemerintah Pusat. Esensi sebenarnya adalah membangun tanaman lingkungan hidup yang nyaman dan aman bagi penduduknya,” pungkasnya.

Reporter : Mawan
Editor : Yamin