PALU – Pemerintah Kota (Pemkot) Palu ambil bagian menyemarakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2023 dengan melaksanakan berbagai kegiatan. Salah satunya adalah kegiatan yang dilakukan di Taman Doyata Kelurahan Petobo, Selasa (06/06).

Di taman tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) III dan Yayasan Jambata melakukan aksi pembuatan biopori.

Biopori dalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. 

“Bio pori dipilih dengan pertimbangan atas manfaat yang akan diperoleh di tempat tersebut,” jelas Sekretaris DLH Kota Palu, Ibnu Mundzir.

Menurut Ibnu, biopori memiliki manfaat untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan sekitar, dapat mencegah penyakit yang biasa disebabkan oleh genangan air, seperti demam berdarah, malaria dan kaki gajah.

Dia menambahkan, keberadaan biopori di Taman Doyata Kelurahan Poboya, diharapkan bisa memperluas penyerapan air serta dapat digunakan sebagai penanganan limbah organic yang ada di taman tersebut.

“Harapannya dalam waktu 3 bulan ke depan, kita bisa panen kompos organic dari keberadaan biopori tersebut,” katanya.

Lebih lanjut Ibnu mengatakan, biopori ini juga rencananya akan dikembangkan di beberapa Sekolah Adiwiyata di Kota Palu. Disamping sebagai fungsi edukasi, juga sebagai solusi penanganan sampah organik di sekolah.

Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia, DLH Kota Palu akan melakukan penanaman pohon di lokasi Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) sampah Poi Panda di Kelurahan Kawatuna.

“Harapannya, keberadaan TPA bisa menjadi semakin asri dan dapat menjadi sarana edukasi lingkungan di masa depan. Apalagi TPA merupakan titik yang urgen dan memiliki penilaian yang tinggi di adipura,” pungkas Ibnu.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay