MOROWALI – Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) memilih cakupan yang lebih luas dalam menjalankan syiar-syiar dakwah dan kontribusinya kepada masyarakat.
Tak hanya monoton pada peran pokoknya mengurus dan memfasiltasi pembangunan masjid di dalam maupun luar kawasan industri, para pengurus DKM juga aktif memberikan kontribusi dalam urusan sosial dan kemanusiaan.
Peran DKM T IMIP ini diakui oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Morowali, H Mauluddin M. Fil,I.
Mauluddin yang juga ditunjuk sebagai salah satu Penasehat DKM PT IMIP, mengatakan, DKM PT IMIP memang aktif dalam beberapa urusan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Tidak hanya sekadar memfasilitasi dan membantu pembangunan masjid, bahkan dalam kegiatan sosial. Bukan hanya dilakukan di sekitar area perusahaan, tetapi juga ikut memberikan bantuan kepada anak-anak sekolah, anak-anak fakir miskin, anak-anak yatim dan sebagainya,” kata Mauluddin, kepada Media Alkhairaat, belum lama ini.
Sepengetahuannya, aksi sosial itu rutin dilakukan oleh DKM PT IMIP setiap triwulan, apalagi mendekati bulan puasa atau menjelang lebaran.
Belum lagi, kata dia, jika ada peristiwa tak terduga seperti bencana alam, DKM pasti akan mengambil peran menyalurkan bantuan sesuai dengan kemampuannya.
“Kami selalu dilibatkan untuk kegiatan sosial itu,” katanya.
Untuk urusan pembangunan rumah ibadah, kata dia, DKM IMIP tidak hanya terfokus di wilayah sekitar perusahaan saja. Jika ada permohonan bantuan dari daerah manapun, maka DKM pasti akan memberikan bantuan yang diminta.
“Jadi bukan hanya di wilayah Morowali, tapi se Indonesia, bila memang ada yang mengajukan permohonan bantuan. Jadi DKM itu selalu memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan yang ada,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua DKM PT IMIP, Djoko Suprapto yang dihubungi awak media ini, mengatakan, secara umum, berdirinya DKM dalam kawasan PT IMIP, memiliki dua program.
“Pada aspek eksternal meliputi program bantuan sosial kemanusiaan bagi karyawan dan keluarga karyawan yang sakit,” ujar Djoko.
Aspek ekternal yang dimaksud juga diperluas lagi dengan program pemberian bantuan pembangunan masjid, pondok pesantren, pondok yatim piatu yang ada di luar kawasan dimapun itu di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Dalam hal kemanusiaan, kata Djoko, pihaknya juga menangani berbagai situasi seperti bencana alam, membantu keluarga maupun karyawan sakit, dengan memberikan santunan berdasarkan informasi yang didapat melalui media sosial.
Tak hanya dari sisi kemanusiaan, DKM PT IMIP juga menunjukkan kepeduliannya dalam pendidikan, khususnya pendidikan agama untuk anak-anak di wilayah perusahaan.
Kata Djoko, kegiatan yang dilakukan oleh DKM sangat komprehensif, tidak hanya mencakup aspek sosial kemanusiaan, tetapi juga program pendidikan.
“Kami telah banyak membantu anak-anak tahfiz Qur’an, terutama yang orang tuanya memiliki keterbatasan finansial), dengan memberikan bantuan antara 2 hingga 5 juta rupiah,” katanya.
Demi memudahkan untuk mendapatkan informasi terkait kondisi karyawan maupun pendidikan di Morowali, DKM memiliki platform resmi untuk mengelola pengaduan terkait kebutuhan karyawan dalam aspek kemanusiaan dan pendidikan.
“DKM juga memiliki bagian pendidikan dan dakwah,” katanya.
Dalam urusan pendidikan keislaman, DKM PT IMIP juga tidak mau tinggal diam. DKM bahkan mempunyai program rutin bantuan khusus untuk guru Taman Pengajian Al-Qur’an (TPA) binaannya yang berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Bahodopi dan Kecamatan Bungku Timur.
“Totalnya ada 23 TPA binaan dan total santri berjumlah lebih dari 1.300 orang. DKM mendistruibusikan bantuan rutin kepada mereka. Khusus untuk semua program bantuan tersebut di atas sudah dialokasikan dananya,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam urusan pembangunan masjid, pihaknya selalu mengimbau kepada semua perusahaan yang ada dalam kawasan industri untuk membangun masjid.
“Jadi DKM sebenarnya tidak membangun masjid tapi mengimbau dan memfasilitasi pembangunan masjid. Di dalam kawasan IMIP sendiri sudah membangun 4 masjid,” katanya.
Untuk wilayah luar kawasan industri, DKM memberikan bantuan dalam bentuk dana pembangunan yang berkisar antara Rp6 juta sampai Rp10 juta.
Dalam menyalurkan bantuan, kata dia, pihaknya menggunakan metode bantuan dengan tiga tingkatan, yaitu ring pertama di kecamatan, ring kedua di kabupaten, dan ring ketiga di seluruh wilayah Republik Indonesia.
“Proposal bantuan kami urutkan sesuai dengan tingkatan ini. Rata-rata, bantuan yang kami berikan bersifat bertahap. Besaran dana bantuan bervariasi tergantung pada progres pembangunan masjid dan letak wilayah, dengan angka berkisar antara Rp8 juta sampai Rp10 juta,” ungkapnya.
Pihaknya sendiri sangat fokus pada pembangunan masjid di luar kawasan, khususnya di kecamatan Bahodopi. Hal ini karena sebagian besar karyawan PT. IMIP melakukan ibadah di masjid-masjid di sekitar kawasan industri.
“Alhamdulillah, DKM telah banyak memberikan bantuan untuk proses pembangunan masjid melalui program bantuan pembangunan rumah ibadah,” pungkasnya. (RIFAY)