PALU – Tahap pembangunan sarana dan prasarana Alkhairaat Welding Academy, di Desa Kolono, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, tidak lama lagi akan selesai.
Terhitung bulan lalu, progress pembangunan pusat pelatihan pengelasan bersertifikasi tersebut telah mencapai 60 persen dan ditarget rampung pada pertengahan Bulan September Tahun 2025 ini.
Sejauh ini, pembangunan pondasi sudah selesai dilaksanakan, dilanjutkan dengan pemasangan keramik, lantai, instalasi, hingga dinding, serta pemasangan atap.
“Sekarang ini mungkin progress-nya sudah di sekitar 80 persen. Sesuai schedule yang kita terima dari tim lapangan, akan selesai di pertengahan September bulan ini. Jadi di sekitar minggu kedua bangunan akan selesai. Insyaallah kalau melihat progressnya, target ini bisa tercapai,” kata Penanggung Jawab Alkhairaat Welding Academy, Ahmad Jindan, dihubungi Media Alkhairaat, Senin (01/09) malam.
Ahmad menambahkan, jika sudah beroperasi nanti, target jumlah siswa per angkatan maksimal sekitar 25 orang. Dalam 1 bulan, kata dia, bisa menerima beberapa angkatan.
“Jadi secara kapasitas bisa dalam satu bulan empat sampai lima angkatan atau bisa menerima 100 sampai 125 siswa per bulannya. Tetapi apakah siswanya terpenuhi di jumlah itu, tergantung juga dari peran Pemerintah Kabupaten Morowali untuk men-support. Jadi secara fasilitas itu sangat layak,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, masa studi di Alkhairaat Welding Academy terbagi menjadi dua. Yang pertama untuk profesi internasional dan profesi pengelasan biasa.
“Untuk pengelasan biasa terbagi lagi menjadi beberapa pelajaran. Misalnya sekadar bisa mengelas pipa atau baja untuk pembuatan kanopi, pagar, dan sebagainya, itu pelatihannya bisa ditempuh 2 sampai dengan 3 bulan,” jelasnya.
Untuk level professional, lanjut Ahmad, masa studi akan ditempuh sampai dengan 6 bulan.
Sementara itu, untuk welding di dunia EPC (Engineering, Procurement, and Construction) oil and gas atau untuk profesi internasional, masa pendidikannya maksimal selama 1 tahun.
“Kalau yang pelatihan khusus EPC ini, kita memberikan garansi kepada siswa yang lulus, langsung bekerja dengan gaji yang sangat besar,” ujarnya.
Kata dia, tempat kerja tidak mesti di luar negeri, karena di Indonesia sendiri juga masih kekurangan, sehingga masih sangat membutukan tenaga welder atau pengelasan di sektor migas.
“Kenapa kita bisa menggaransi langsung dapat kerja, karena memang tenaga welding di sektor migas itu masih sangat kurang. Selain itu, selama yang bersangkutan menjalani proses belajar, kemudian dinyatakan lulus dan bersertifikasi, kita sudah ada kerja sama dengan beberapa perusahaan yang siap menyerap tenaga mereka,” katanya.
Untuk tenaga pengajarnya sendiri, kata dia, disesuaikan dengan jumlah siswa yang terdaftar nanti.
“Jadi pengajar itu nanti akan ada dua. Yang satu di teori, yang satu di praktek. Satu pasang pengajar bisa membawahi dua sampai dengan tiga angkatan. Semakin banyak siswanya, pengajarnya akan mengikuti dengan sendirinya,” tambahnya.
Di tahun-tahun mendatang, lanjut Ahmad, tenaga pengajarnya adalah para alumni Alkhairaat Welding Academy sendiri.
“Jadi untuk sementara, kita masih menggunakan tenaga dari luar Sulawesi. Setelah nanti berkembang, maka ilmunya ini akan diwariskan kepada lulusan yang ada nanti, sehingga bisa menjadi pengajar maupun pembimbing, sehingga mapping Sulawesi-nya bisa 100% ke depan,” tutupnya.
Alkhairaat Welding Academy ini berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4000 meter persegi, hibah dari Pemerintah Desa Kolono.
Pusat pendidikan yang dikerjasamakan Alkhairaat dengan PT Vale Indonesia Tbk ini mencakup 13 desa binaan PT Vale dan juga untuk masyarakat umum, disesuaikan dengan kapasitas kelas yang ada.
Akademi akan didukung dengan fasilitas modern, termasuk welding simulator dan sistem pelatihan berbasis industri.
Selain menyediakan fasilitas pelatihan, akademi ini juga akan memberikan sertifikasi pengelasan bertaraf internasional melalui kerja sama dengan Lincoln Electric, sehingga para lulusannya memiliki kompetensi yang diakui dan dapat bersaing di pasar tenaga kerja nasional maupun global.
ALKHAIRAAT AKAN BANGUN “ATM” DI KOTA BUNGKU
Selain Alkhairaat Welding Academy, Ketua Utama Alkhairaat, Habib Sayyid (HS) Alwi bin Saggaf Aljufri, juga telah merencanakan pembangunan Alkhairaat Technopark Morowali (ATM) di atas lahan bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali.
Menurut Habib Alwi, kawasan ini dirancang untuk menggabungkan dunia pendidikan, riset, dan industri.
“Ini salah satu bentuk membangun negeri lewat pendidikan, doakan semua niatan itu akan terwujud di Kabupaten Morowali,” ujar Habib Alwi.
Sementara itu, Penanggung Jawab Alkhairaat Welding Academy, Ahmad Jindan, menambahkan, ATM ini masih ada dalam kawasan Kota Bungku di atas lahan sekitar 2,5 hektar.
Sesuai rencana, kata dia, di dalamnya nanti bukan cuma welding academy, tetapi akan ada beberapa pusat pelatihan atau pendidikan non formal yang berkaitan dengan skill, seperti bubut, jahit, termasuk software dan hardware.
“Intinya sebagai pusat pendidikan vokasi. Kemudian ditambah dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang membuat siswa lebih betah belajar, seperti fasilitas olahraga dan juga akan disediakan asrama,” ujarnya.
Untuk tahap perizinan dan pembangunannya, kata dia, saat ini sedang dibahas di internal.