BANGKEP – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusarda) Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) menerbitkan buku berisi 12 cerita rakyat atau “Nunuton Bangkep” secara mandiri, Selasa (31/01).

12 cerita rakyat memuat cerita dengan latar tempat Totikum, yang kesemuanya memiliki keunikan masing-msing dan banyak hikmah yang didapatkan dari tiap-tiap cerita.

Cerita-cerita tersebut ditulis oleh Djuin Koloit, yang lahir di Desa Peley, Kecamatan Totikum Selatan, 10 Desember 1939 dan wafat tanggal 23 Maret 2021.

Kepala Dipusarda Bangkep, Ramlin M. Hamid, mengatakan, terbitnya buku nunuton tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi cerita rakyat di Bangkep yang terancam punah. Sama halnya dengan lagu-lagu daerah, cerita rakyat kurang menonjol dikembangkan.

“Secara pribadi, saya rindu dengan nunuton dari daerah sendiri, dari Bangkep, cerita-cerita legenda, fabel, seperti yang ada di daerah lain. Kemudian saya dengar ada tokoh di Bangkep yang bisa bertutur tentang sejarah tempat, desa, atau tempat wisata. Jadi saya mulai mencari dan saya menemukan ada, tapi masih selebaran-selebaran begitu, belum dalam bentuk buku. Itulah yang mendorong saya, semangat untuk menghimpun selebaran-selebaran itu menjadi satu kumpulan cerita rakyat,” tutur Ramlin, yang diwawancara melalui telepon.

Ramlin melanjutkan, penerbitan buku tersebut selaras dengan niat Dispusada Bangkep menjadi penerbit. Menerbitkan buku juga akan menjadi program Dispusarda, khususnya cerita tentang Bangkep sehingga penulis yang dari Kabupaten Bangkep yang ingin menerbitkan bukunya, dapat terhubung ke Dispusarda.

“Hal tersebut untuk menambah khazanah koleksi daerah, agar generasi masa kini mengetahui ragam cerita zaman dahulu dan berupaya menjaga serta melestarikannya sebagai warisan budaya Bangkep. Selain itu, kami menyebarluaskan buku ini dalam rangka menumbuhkembangkan minat baca masyarakat,” imbuhnya.

Melansir dari Kata Pengantar Buku Nunuton tersebut, bahwa cerita-cerita dalam buku itu awalnya diterbitkan tahun 2013 dengan memakai kertas HVS dalam bentuk satu cerita satu buku.

Ada 17 buku yang berbeda tema dan latar, mulai dari daerah Totikum, Tinangkung dan Buko. Tetapi tim penyusun yang dibentuk oleh Kepala Dispusarda memutuskan hanya mengambil cerita berlatar Totikum untuk diterbitkan.

“Cerita dari daerah lain akan kami terbitkan selanjutnya. Sementara buku yang sekarang ini, dapat dibaca di perpustakaan daerah, perpustakaan-perpustakaan di desa, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan komunitas literasi. kami akan titipkan di sana, karena buku tersebut masih aset daerah, jadi belum bisa dikasihkan,” jelas Ramlin.

Reporter : Iker
Editor : Rifay