PALU – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sigi melaksanakan diskusi publik penguatan fungsi kelembagaan melalui peningkatan partisipasi masyarakat, Selasa (9/9) pagi.
Hadir sebagai Narasumber akademisi Universitas Negeri Manado Muhammad Isa Ramadhan yang hadir secara daring. Diskusi berlangsung melibatkan tokoh masyarakat, pemuda dan perempuan serta unsur mahasiswa dan beberapa media.
Ketua Bawaslu Kabupaten Sigi, Hairil, menerangkan salah satu tugas dan tanggung jawab partai politik yakni memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang Partai Politik.
“Undang-undang itu jelas, bahwa salah satu tugas dan tanggung jawab partai politik adalah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat,” kata Hairil.
Hairil juga menyinggung realitas di lapangan soal tantangan pengawasan pemilu, khususnya keterbatasan jumlah pengawas dalam menghadapi jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tidak sebanding. Ia mencontohkan kondisi di salah satu kecamatan di Sigi, di mana seorang pengawas harus mengawasi lebih dari 40 TPS secara mandiri.
“Bayangkan, satu orang memiliki beban mengawasi 42 TPS. Saat pemilu nanti memang ada tambahan satu TPS tapi tetap saja tidak ideal. Bagaimana mungkin satu orang bisa membagi dirinya untuk mengawasi puluhan titik secara efektif?” katanya.
Saat yang sama Muhammad Isa Ramadhan menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses pengawasan Pemilu dan bagaimana lembaga pengawas seperti Bawaslu perlu menunjukkan performa terbaiknya demi meningkatkan partisipasi publik yang sehat dan adil.
Dalam pernyataannya, Isa menyampaikan bahwa rasa kepemilikan masyarakat terhadap lembaga pengawas Pemilu, seperti Bawaslu, harus tetap dalam koridor yang konstruktif. Menurutnya, masyarakat perlu menyadari bahwa bentuk kepedulian terhadap lembaga seperti Bawaslu.
Ia menambahkan bahwa peran strategis Bawaslu tidak hanya terletak pada fungsi pengawasan semata, namun juga pada kemampuannya untuk membangun kepercayaan publik. Hal itu, lanjutnya, hanya bisa dicapai jika Bawaslu mampu menunjukkan kinerja yang baik, kualitas kepemimpinan yang kuat, serta integritas dalam menjalankan tugas pengawasan.
“Jika Bawaslu bisa menunjukkan hasil-hasil yang nyata dari tugas pengawasan yang telah dilaksanakan, maka masyarakat akan terdorong untuk ikut serta dalam proses pengawasan secara aktif,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kemampuan berpikir strategis, karakter pengawasan yang kuat, serta komunikasi yang terbuka dari Bawaslu kepada masyarakat. Menurutnya, salah satu bentuk dukungan sederhana dari masyarakat adalah dengan tetap mengikuti dan menyebarkan informasi terkait proses pengawasan Pemilu.
“Memberikan informasi yang terbaru dan relevan kepada publik adalah bagian penting dari kerja-kerja pengawasan. Dari situ, kepercayaan dan partisipasi masyarakat” katanya.
Sementara itu Kordiv Penanganan Pelanggaran dan Sengketa Steny Mariny Petalolo menerangkan pentingnya penguatan peran lembaga pengawas pemilu melalui keterlibatan elemen eksternal, khususnya mahasiswa dan masyarakat sipil.
“Kalau hari ini kita mengundang teman-teman eksternal, itu tujuannya untuk memberikan penguatan terhadap lembaga kita Bawaslu,” ujarnya.
Turut hadir dalam kegiatan Kordiv Hukum, Pencegahan, Parmas dan Humas Hisbullah Al Barzanji, Kepala Sekrtariat Bawaslu Kabupaten Sigi, Muh. Ikbal Pandipa.

