PARIMO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah menekankan pentingnya keterbukaan akses pendidikan bagi anak-anak disabilitas atau berkebutuhan khusus melalui program pendidikan inklusif.

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdikbud Parimo mengatakan, pemerintah daerah berkomitmen memastikan setiap anak tanpa terkecuali memperoleh hak yang sama untuk bersekolah.

“Anak-anak berkebutuhan khusus juga punya hak untuk mendapatkan pendidikan. Jangan sampai mereka terlewat hanya karena tidak ada akses atau dukungan dari lingkungan sekitar,” ujarnya di Parigi, Jumat (17/7).

Ia menjelaskan, pendidikan inklusif kini menjadi bagian dari kebijakan nasional melalui intervensi khusus yang mendorong sekolah umum menerima siswa disabilitas. Namun di tingkat lokal, penerapannya memerlukan kolaborasi lintas bidang, termasuk pendekatan kepada masyarakat dan orang tua siswa.

“Kadang masalah utamanya itu bukan di anaknya, tapi di orang tuanya yang mungkin merasa malu, padahal anak itu tidak pernah meminta lahir dengan kondisi tersebut,” katanya.

Sebagai langkah awal, Disdikbud Parimo mengundang seluruh kepala sekolah SD dan SMP untuk diberikan pemahaman mengenai konsep inklusivitas dan strategi membuka ruang bagi siswa berkebutuhan khusus.

“Kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan harus tahu cara mendekati tokoh masyarakat, kepala desa, dan terutama orang tua, agar mereka mau menyekolahkan anak-anak mereka. Ini tanggung jawab moral kita bersama,” jelasnya.

Dalam forum tersebut, kepala sekolah diberikan gambaran mengenai proses identifikasi siswa disabilitas, pendataan guru pendamping, hingga penunjukan guru yang akan dilatih secara khusus.

Saat ini, sebanyak 213 sekolah dasar sudah diarahkan menyiapkan guru pendamping anak berkebutuhan khusus.

Terkait kompetensi guru, ia menyebut pelatihan lanjutan akan melibatkan tenaga ahli, sementara penunjukan awal dilakukan berdasarkan kedekatan guru dengan siswa dan pendekatan personal.

“Memang tidak semua guru punya latar belakang pendidikan luar biasa, tapi dengan pelatihan dan pendekatan yang tepat, guru biasa pun bisa mendampingi siswa disabilitas dengan baik,” ujarnya.

Disdikbud Parimo memastikan program ini akan terus berjalan dengan dukungan lintas bidang agar setiap sekolah mampu menyediakan akses pendidikan yang adil dan ramah anak, termasuk bagi anak berkebutuhan khusus.