PARIMO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) membangun tanggul sementara di dua sekolah, di SDN dan SMPN Torue yang kembali terdampak banjir.
“Sesuai kondisi cuaca ini tidak menentu, ada usulan dari tim Tagana Parimo, untuk mengantisipasi agar lumpur itu tidak masuk lagi keruang kelas, dibuatkan tanggul dari karung berisikan pasir dan batu,” ungkap Kabid Manejemen SD, Ibrahim, ditemui, Senin (15/08)
Ia menuturkan, tujuan dari pembuatan tanggul dari karung berisikan pasir dan bantu, untuk menahan debit air dan lumpur agar tidak masuk lagi di ruang kelas dan halaman sekolah.
Selain pembuatan tanggul dari karung, pihaknya juga, akan membuat pagar sebagai penghalang tanggul sementara, agar debit air tidak begitu besar masuk di areal sekolah yang terdampak banjir.
“Untuk sementara langkah itu dulu diambil, sembari menunggu perencanaan pemerintah Kabupaten, Provinsi dan pusat,” jelasnya.
Ia mengatakan, pascabanjir susulan ini pihak Disdikbud, kepsek serta guru-guru telah melakukan pembersihan ruang kelas, dengan mengeluarkan lumpur menggunakan alat seadanya.
Menurut dia, baru ada tiga kelas yang sudah dibersihkan dan masih ada ruang kelas lainnya lagi akan dibersihkan, agar proses belajar mengajar bagi para siswa-siswi bisa berlangsung lagi.
“Jadi dua sekolah terdampak untuk sementara diliburkan kembali, menuggu situasi kembali normal seperti biasanya,” terangnya.
Ketika ditanyakan apakah ada upaya pihak Disdikbud, untuk membuat kelas darurat. Menurut dia, hal itu akan menjadi pertimbangan kedepannya agar proses belajar tetap berlangsung.
“Kami akan mewacanakan, tapi melihat kondisi saat ini dulu,” pungkasnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin