Direktur PDAM: Dugaan Kasus Asusila, Bukan Saya Bereaksi….

oleh -
Aksi unjuk rasa di depan kantor PDAM Uwe Lino, jalan I Gusti Ngurah Rai, Kota Palu, Jumat (26/5). (FOTO: IST)

PALU – Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Uwe Lino Kabupaten Donggala, Arifin Abdurrahim membantah bahwa dirinya melakukan kasus asusila atau pelecehan seksual yang dituduhkan kepadanya oleh karyawan PDAM.

“Kalau persoalan asusila, saya kemarin di DPR sudah diperlihatkan videonya, saya bisa katakan bahwa itu pencemaran nama baik saya,” kata Arifin melalui sambungan telepon, Jumat (26/5).

Menurut dia, aktivitas yang terpantau di CCTV tidak melakukan kegiatan apa-apa. Dia juga membantah tidak melakukan tindakan pemerkosaan atau pun mempermalukan perusahaan.

“Bukan saya bereaksi, saya bisa katakan itu jebakan. Kalau saya dipanggil pihak Polda saya siap untuk memberikan keterangan,” tegas Arifin.

Sementara itu, juru bicara karyawan Desy Mayasari, pihaknya telah melaporkan kasus itu ke Polda Sulteng, tiga hari lalu. Kata dia, bukti yang diperlihatkan berupa rekaman CCTV di ruangan Arifin Abdurrahim.

BACA JUGA :  BPJamsostek dan BPR Jalin Kerja Sama Perlindungan

Rekaman yang sama pun telah diterima oleh wakil ketua DPRD Donggala, Andi Sofyan Yotolembah.

Dalam aksi unjuk rasa ke sekian kalinya oleh karyawan PDAM Donggala di halaman kantor PDAM, Jumat (26/5), terungkap dugaan kasus asusila yang dilakukan oleh Arifin kepada salah seorang karyawan di ruangan kerjanya.

“Kami karyawati PDAM Donggala tak sudi dipimpin Direktur Kesebuga” demikian bunyi salah satu poster peserta aksi. (FAUZI)

BACA JUGA :  Pemisahan Kementerian Koperasi dan UKM Diharap jadi Angin Segar bagi Pelaku UMKM

 

*Baca edisi lengkapnya di Rubrik TEROPONG Media Alkhairaat cetak, edisi Sabtu, 26 Mei 2017.

Tentang Penulis: Fauzi Lamboka

Gambar Gravatar
Profesi sebagai jurnalis harus siap mewakafkan diri untuk kepentingan publik. Menulis merupakan kebiasaan yang terus diasah. Namun, menulis bukan sekadar memindahkan ucapan lisan ke bentuk tulisan. Tetapi lebih dari itu, mengabungkan logika (akal), hati (perasaan) untuk medapatkan rasa, yang bisa diingat kembali di hari esok.