Direktur PD Pontren Kemenag RI Prihatin Kasus Pencabulan oleh Pimpinan Ponpes di Palu

oleh -
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kementerian Agama (Kemenag) RI, Waryono Abdul Ghafur, (foto: Kemenag.RI)

PALU – Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono Abdul Ghafur, menyampaikan keprihatinannya atas terjadinya kasus pelecehan seksual atau pencabulan, oleh seorang pimpinan pondok pesantren di salah satu kelurahan di Kota Palu.

“Kita prihatin, menyayangkan, karena terjadinya di lembaga yang semestinya menghargai hak dan martabat kemanusiaan,” kata Waryono usai menjadi narasumber dalam kegiatan Rapat Koordinasi Pimpinan Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah dan Lembaga Pengembengan Alqur’an, di Hotel Sutan Raja, Kota Palu, Jum’at (10/3).

Menurutnya, artinya ada problem pada pimpinan tersebut sehingga menyebabkan hal ini terjadi. Karenanya dia berharap kedepan, tidak boleh ada lagi hal seperti ini.

Dia pun sudah mendengarkan dari Kantor Kemenag setempat bahwa, ponpes tersebut belum memiliki izin operasional. Namun belum mengetahui, apakah sama sekali belum terdaftar, atau izin operasionalnya dicabut sebab ada revisi perizinan saat ini.

Akan tetapi Waryono tetap berharap, Ponpes tersebut tetap hidup. Sebab hal itu akan berdampak kepada anak-anak lainnya yang belajar di tempat itu. Namun problem lainnya dan amat sangat disayangkannya adalah pelaku adalah pimpinan sekaligus pendiri pondok pesantren.

“Kasian juga anak-anaknya yang lain. Ini kan problem juga.  Apalagi pimpinan dan pendiri (pelaku, red). Yang berat ini,” ujarnya.

Waryono menyebutkan jumlah kasus pencabulan di pondok pesantren secara keseluruhan di Indonesia tidak signifikan. Sebab secara nasional  jumlah lembaga pendidikan pondok pesantren sangat banyak.

Ditanya soal potensi kekerasan seksual di ponpes Wahyono menilai hal itu lebih tampak terjadi di ponpes baru.

“Ini yang terjadi kebanyakan di pesantren baru, bukan di pesantren tua. Bukan pesantren lama. Lah pesantren baru itu ya bisa kita ketahui sendiri kualitas pengasuhnya kayak apa. Kalau Alkhairaat ya jangan sampai!” pesannya.

Sebelumnya beredar pemberitaan di beberapa media, seorang pimpinan pondok pesantren melakukan pencabulan kepada seorang santrinya. Pelecehan itu sudah dilakukannya sebanyak tujuh kali sejak Februari 2023. Hal ini telah dilaporkan oleh pihak keluarga korban ke kepolisian dan telah diproses.

Reporter: NANANG