PARIMO – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) memprogramkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Masuk Sekolah di empat kecamatan tahun ini.
Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan guru serta siswa dalam menghadapi potensi bencana di wilayah tersebut.
Plt. Kepala Dinas Sosial Parimo, Tri Nugra Adiyartha, mengatakan program tersebut menjadi langkah awal mitigasi bencana di lingkungan sekolah. Empat kecamatan yang menjadi sasaran awal program ini yakni Kecamatan Balinggi, Torue, Sidoan, dan Tinombo.
“Kegiatan perdana dilakukan di SMP Negeri 1 Balinggi, Kecamatan Balinggi, dan SMP Negeri 1 Torue, Kecamatan Torue. Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman guru dan siswa terkait ancaman bencana serta langkah mitigasi di lingkungan sekolah,” ujarnya, Selasa (26/8).
Menurut Tri, program ini mengacu pada Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menteri Sosial Nomor 4 Tahun 2019 dan Nomor 1 Tahun 2015 tentang kebencanaan di satuan pendidikan. Tujuan utama kegiatan ini adalah membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di setiap sekolah.
“Melalui SPAB, guru dan peserta didik dapat memahami potensi bencana di daerah masing-masing serta cara menghadapi situasi darurat. Kami akan melaporkan kegiatan ini kepada Bupati dan meminta arahan untuk memperluas program ke seluruh jenjang pendidikan, termasuk PAUD, SD, dan SMP,” jelasnya.
Tri mengungkapkan, wilayah Parimo memiliki sembilan jenis ancaman bencana, di antaranya banjir, gempa bumi, banjir bandang, dan abrasi pantai. Karena itu, pihaknya membekali guru pengetahuan tentang jalur evakuasi, tanda peringatan dini, hingga prosedur mengarahkan siswa ke titik aman.
Selain sosialisasi, sekolah juga diajak menginventarisasi kondisi bangunan. Jika ditemukan ruang kelas yang sudah tidak layak karena faktor usia, pihak sekolah dapat melaporkan ke Dinas Pendidikan untuk ditindaklanjuti bersama dinas teknis terkait.
“Ini bagian dari mitigasi awal, agar tidak menunggu terjadinya bencana besar. Laporan sekolah, baik terkait kondisi bangunan maupun lingkungan sekitar, bisa menjadi dasar pemerintah melakukan langkah pencegahan seperti membangun tanggul atau pengamanan sederhana,” terangnya.