TOUNA – Kerja sama vaksinasi Covid-19 oleh Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tojo Una-Una (Touna) kembali berlanjut ke termin kedua. Kerja sama itu berjalan sejak tanggal 20 dan berlangsung 21 hari.

Koordinator Vaksinasi Wilayah Ampana Timur, Hayah Abdul Saleh, Selasa (26/07), mengatakan, masih sama dengan termin pertama, sasaran vaksinasai kali ini adalah dosis tiga atau booster. Meski demikian, pihaknya tetap membuka pelayanan untuk dosis satu dan dua.

Ia mengatakan, capaian vaksin booster khusus di wilayah kerjanya sudah di atas 10 persen.

Ia juga menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi, yakni kekurangan stok vaksin, khususnya jenis Pfizer.

“Karena kemarin yang kami minta 100 dosis, tapi yang masuk baru 50. Karena informasinya untuk jenis ini cuma masuk sekitar 200-an dosis saja dan itupun dibagi semua puskesmas,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kerja sama untuk termin dua ini tetap masih menyasar di wilayah darat, belum masuk ke kepualauan. Sebab, kata dia, pihaknya sendiri masih fokus cakupan sasaran vaksinasi, sehingga dipilih wilayah puskesmas yang bisa memenuhi pencapaian target vaksinasi.

“Tapi secara umum, kerja sama dengan BIN ini berjalan lancar dari termin satu sampai termin dua yang sedang berjalan ini,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan M. Rifai, Kepala Seksi (Kasi) Imunisasi/Vaksinasi, Dinkes Kabupaten Touna.

Menurutnya, untuk termin pertama sudah berjalan selama 20 hari lalu dan telah sukses dilaksanakan.

“Sekarang proses vaksinasinya tetap berjalan. Sasaran vaksinasinya kita terfukos pada semua dosis. Intinya semua kita layani. Tapi memang yang masih rendah capaiannya itu dosis dua dan tiga (booster). Kendalanya memang agak sama dengan daerah lain, di mana antusias masyarakat yang masih rendah,” singkatnya.

Sedianya, kerja sama BIN Daerah Provinsi Sulteng dengan Dinkes Kabupaten Touna sudah berlangsung sejak tahun lalu. Namun di tahap ini, khusus dilakukan selama 73 hari yang dibagi dalam tiga termin.

Dalam kerja sama kali ini, Dinkes Touna melibatkan kurang lebih tujuh puskesmas yang berada di wilayah daratan. Meski demikian, ada juga puskesmas yang disiapkan sebagai cadangan.

Pada kerja sama sebelumnya, menurut Rifai, pihaknya bersama BIN juga sudah pernah menyasar wilayah kepulauan.

Lebih lanjut ia mengatakan, sasaran vaksinasi kali ini tidak terlalu mengejar target untuk dosis 1 karena capaiannya sudah 80 persen.

“Artinya dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 70 persen, kita sudah melewati. Tapi kita juga tetap membuka pelayanan untuk yang belum divaksin dosis satu,” jelasnya.

Ia pun menguraikan beberapa kendala yang dihadapi dalam kegiatan vaksinasi, di antaranya kasus covid secara nasional yang sudah menurun sehingga menyebabkan sebagian masyarakat sudah menganggap bahwa covid ini bukan lagi menjadi ancaman.

“Kemudian, karena sudah berjalan sekitar dua tahun, masyarakat sudah mulai jenuh juga. Selain itu, kemungkinan juga karena pengaruh beredarnya informasi-informasi negatif terkait vaksin sehingga banyak juga masyarakat yang tidak mau divaksin lagi, ini juga yang menyebabkan jauhnya perbedaan angka capaian dosis satu dan dua. Selain itu juga ada anggapan bahwa walaupun sudah divaksin masih juga tetap kena covid,” tuturnya.

Untuk itu, kata dia, kebijakan pemerintah juga penting. Buktinya, setelah ada aturan bahwa yang melakukan perjalanan harus divaksin booster, maka banyak lagi masyarakat yang berbondong-bondong untuk divaksin.

“Jadi memang kendalanya ini sudah akumulasi yang menyebabkan lambatnya pencapaian target,” tambahnya.

Untuk wilayah terpencil, kata dia, sejauh ini tidak jadi kendala karena petugas vaksinator bisa terbiasa dan bisa tembus di wilayah-wilayah pedalaman, seperti Dataran Bulan.

“Apalagi ketika ada percepatan vaksinasi, bahkan Pak Bupati sampai tembus ke wilayah-wilayah pedalaman itu. Untuk hal lain, seperti ketersediaan vaksin, sejauh ini tidak ada masalah. Semua jenis tersedia. Paling kalau kosong itu tidak berlangsung lama dan sudah diadakan kembali,” jelas Rifai. ***