POSO – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bonesompe, Kecamatan Poso Kota Utara, Kabupaten Poso, menggelar pelatihan penjamah makanan untuk peningkatan kapasitas, Senin (01/12).

Acara yang berlangsung di Gedung KONI Poso itu, dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Poso, dr. Taufan Karwur. Hal tersebut untuk memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) nantinya berjalan aman, higienis dan sesuai standar kesehatan.

Dalam sambutannya, Kadis Taufan mengatakan, aspek keamanan pangan merupakan fondasi utama dari seluruh proses penyediaan makanan bergizi, khususnya bagi masyarakat.

“Kesalahan dalam penanganan makanan, sekecil apa pun dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan. Karena itu, setiap penjamah makanan wajib memahami standar higienitas dan sanitasi dalam pengolahan pangan,” ujarnya.

Ia juga memaparkan, sejumlah isu krusial terkait keamanan pangan siap saji mulai dari standar higienis sanitasi, penggunaan bahan yang dilarang untuk pangan, potensi alergen, hingga ancaman cemaran biologis, fisik dan kimia. Selain itu, potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan, yang masih kerap terjadi akibat rendahnya kesadaran dan pengetahuan tentang cara mengolah makanan secara aman.

“Olehnya, setiap penyedia layanan gizi harus memiliki mekanisme pencegahan ketat, mulai dari pemilihan bahan, penyimpanan, proses memasak, hingga distribusi,” tukasnya.

Kadinkes Taufan menegaskan agar seluruh SPPG yang beroperasi wajib memenuhi Standar Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

Sertifikasi SLHS, kata dia, merupakan dokumen resmi pemerintah daerah yang memastikan bahwa dapur atau tempat pengolahan makanan, termasuk fasilitas untuk program makan bergizi gratis telah memenuhi persyaratan kebersihan, kesehatan lingkungan serta sanitasi yang layak.

“SLHS bukan sekadar formalitas, tapi jaminan agar makanan yang disajikan benar-benar aman dan layak konsumsi. Kita ingin memastikan tidak ada celah yang bisa membahayakan masyarakat penerima manfaat,” tegasnya.

Dia berharap dengan adanya pelatihan ini, program makan bergizi gratis di Poso dapat berjalan lebih profesional, aman dan berdampak langsung pada peningkatan kualitas gizi masyarakat.

“Sekaligus meminimalkan risiko kesehatan bagi masyarakat penerima manfaat, khususnya anak-anak sekolah,” tandasnya.