AMPANA – Kepala Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (TNKT), Dodi Kurniawan, mengaku telah menegur oknum Polisi Kehutanan (Polhut) TNKT, yang diduga telah memperlihatkan sikap rasis kepada masyarakat Walea Besar (Wabes).
Teguran tersebut merupakan buntut dari aksi unjuk rasa Aliansi Masyarakat Walea Besar (Wabes) bersama Walhi dan LBH Sulteng, Rabu (30/07), atas dugaan sikap rasis yang ditunjukkan oknum Polhut TNKT tersebut.
Dodi sangat menyayangkan apa yang telah terjadi dan sudah melakukan peneguran terhadap oknum Polhut karena telah melakukan perbuatan tersebut.
“Udah saya tegur juga karena melakukan perbuatan tidak baik itu. Namanya kalau hal yang sudah terlanjur, hal yang sudah dibuat, harus diperbaiki, ya sudah minta maaf,” jelas Dodi, saat ditemui di kantornya, Rabu (31/07).
Menurutnya, dugaan sikap rasis yang ditunjukkan oknum Polhut tersebut, berawal dari saling membalas komentar di postingan sosial media.
Saat itu, kata dia, oknum Polhut sedang mencoba menjelaskan terkait dengan aksi unjuk rasa masyarakat Wabes yang sebelumnya pernah terjadi di Desa Pasokan, Rabu (22/05) lalu.
Kata Dodi, ia sudah melakukan konfirmasi dan apa yang telah dilakukan oknum Polhut tersebut.
“Tidak ada niatan untuk bersikap rasisme terhadap masyarakat Wabes. Hal itu terjadi secara spontan dan khilaf,” katanya.
Dodi menjelaskan bahwa oknum Polhut tersebut telah menyampaikan klarifikasi dan permintaan maafnya di media sosial tersebut.
Ia menegaskan bahwa apa yang diungkapkan oknum Polhut bersifat spontan dan yang bersangkutan sudah meminta maaf.
Dodi juga mengatakan, pihaknya sudah meminta masa aksi untuk membahas bersama terkait permasalahan yang terjadi dengan menawarkan ruangan untuk berdialog. Namun hal tersebut tidak diterima oleh massa aksi.
“Sebenarnya kita ingin berdialog juga kemarin,” ungkapnya.
Namun, lanjut Dodi, pihaknya terus berupaya untuk melakukan langkah solutif dan terbuka kepada semua pihak untuk bersama-sama membangun TNKT dalam menciptakan kesejahteraan dan manfaat serta edukasi yang sebesar-besarnya kepada masyarakat
“Kita akan membangun hubungan komunikasi persuasif yang baik kepada siapapun. Jadi kita sebagai pelayan publik berupaya menciptakan kondisi yang aman tertib dan damai gitu, Itu yang utama sebenarnya,” jelasnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk berkomunikasi secara baik tanpa ada tendesi atau kepentingan politik.
Pihak sangat terbuka, mendukung serta membutuhkan partisipasi dari masyarakat.
“Kita juga perlu komitmen semua pihak dalam melakukan pengelolaan taman nasional untuk tujuan kesejahteraan dan tujuan pembangunan se-Indonesia,” tutupnya.
Sebelumnya terjadi aksi unjuk rasa aliansi masyarakat Wabes bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sulawesi tengah (Sulteng) di depan Kantor Balai TNKT, Selasa (30/07).
Aksi unjuk rasa tersebut dipicu oleh sikap oknum Polhut TNKT yang diduga bersikap rasis terhadap masyarakat Kecamatan Wabes, Kabupaten Tojo Una-Una (Touna) di sosial media Facebook.
Reporter : Riadi/Editor : Rifay