PALU – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Profesor Lukman Thahir menyatakan bahwa kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang diikuti 1.743 mahasiswa baru (Maba), harus bebas dari setiap tindakan kekerasan verbal dan kekerasan fisik.

“Kepada anak-anakku semua yang baru bergabung, saya ucapkan selamat datang di kampus moderasi beragama, kampus 1.000 mimpi. Kita adalah keluarga besar UIN Datokarama yang saling menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, selama berlangsung PBAK ini, tidak boleh ada praktek-praktek kekerasan apapun bentuknya,” tegas Lukman Thahir, di Palu, Rabu (27/8).

Pra-PBAK dan PBAK UIN Datokarama mulai dilaksanakan sejak tanggal 25 – 28 Agustus 2028 berlangsung di kampus bertagline 1.000 mimpi tersebut. Pra-PBAK dan PBAK, dilaksanakan dengan konsepsi humanis dan inklusif yang lebih mengedepankan aspek edukatif.

Profesor Lukman menginstruksikan kepada panitia, bahwa kegiatan ini harus dilaksanakan secara humanis, menggembirakan, menyenangkan, dan membahagiakan sehingga memberikan kesan positif terhadap dunia perguruan tinggi.

“Tentu muatan edukasi harus lebih ditonjolkan, supaya substansi PBAK tercapai dan mahasiswa baru dapat memahaminya,” imbuhnya.

Ia menyebut dalam proses pelaksanaan PBAK, lebih mengedepankan budaya akademik, bukan kekerasan fisik dan psikis. Sebab PBAK, menjadi satu jenjang tahapan pembinaan intelektual, moral, dan spiritualitas mahasiswa baru.

Bahkan, ia menegaskan, segala bentuk kekerasan fisik dan psikis, bertentang dengan nilai – nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia.

Di samping itu, kata dia, UIN Datokarama yang di dalamnya terdiri dari kaum intelektual sangat menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan, sehingga PBAK dilaksanakan dengan mengusung konsep humanis dan inklusif.

“Oleh karena itu tidak dibenarkan praktek – praktek kekerasan dalam proses PBAK. Di zaman ini, pendekatan pendidikan dilakukan secara humanis dan inklusif berbasis integrasi ilmu pengetahuan, bukan dengan kekerasan,” ujarnya.

PBAK yang dilaksanakan, juga menjadi satu ajang penting untuk mengenalkan konsepsi moderasi beragama kepada 1.743 mahasiswa baru, serta menguatkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan.***