PALU – Tahun ini, Fatayat NU Sulteng kembali dipercaya menjadi salah satu mitra YAPPIKA-ActionAid melalui Program Kemanusiaan dan Ketahanan atau Humanitarian and Resilience (HAR), dengan wilayah kerja, Desa Lende Tovea dan Desa Beka.
“Dalam kerjasama ini, Fatayat NU fokus pada remaja perempuan yang berumur 15 sampai 19 tahun, sebagai penerima manfaat langsung. Remaja perempuan di Desa Lende Tovea berjumlah 155 orang dan Desa Beka 110 orang,” ucap Ketua Fatayat NU Provinsi Sulteng, Hj. Zulfiah, di Palu, Kamis (15/07).
Zulfiah menyampaikan, untuk Desa Lende Tovea, baik penerima manfaat langsung maupun penerima manfaat tidak langsung, yaitu remaja perempuan yang berusia 15 hingga 19 tahun, selama ini tidak masuk dalam komunitas kelompok kepemudaan di desa tersebut. Karena sebagian besar dari mereka masih berstatus Pelajar, di desa itu ada Kelompok Remaja Masjid (Risma) yang bisa menjadi jejaring kerja yang memiliki kegiatan khusus di bidang sosial keagamaan, dengan rata-rata usia 22 hingga 35 tahun.
Sementara, di Desa Beka remaja perempuan yang menjadi penerima manfaat langsung pada program HAR berjumlah 45 orang. Mereka berasal dari kelompok Posyandu Remaja dan penerima manfaat tidak langsung berjumlah 65 orang, pada Program HAR dari Risma yang tergabung dari tiga Dusun di Desa Beka. Selain itu, ada kelompok Pemuda Ansor yang berjumlah 40 orang pada Program HAR bisa menjadi Jejaring kerja/ relasi di Desa Beka.
“Yang mana pada Program ERR Fatayat NU sama sekali tidak memasukan kelompok tersebut sebagai penerima manfaat Program. Sementara remaja perempuan di Desa LendeTovea dan di Desa Beka, sesungguhnya memilik potensi yang bisa dikembangkan dan juga diharapkan bisa bersinergi dengan kelompok perempuan yang sudah ada, baik pada Sektor Protection maupun pada sektor Livelihood dengan menggunakan fasilitas yang sudah ada,” terangnya.
Kata Zulfiah, hasil wawancara Fatayat NU dengan Kepala Desa Lende Tovea dan Istri Kepala Desa Beka, bahwa di dua desa yang akan menjadi wilayah kerja Fatayat NU pada Program HAR, pasca bencana hingga sekarang tidak ada kasus kekerasan berbasis gender dan remaja perempuan, termasuk kelompok yang cepat pulih dari trauma.
Hanya saja remaja perempuan di dua desa tersebut perlu pendampingan dalam hal pengembangan potensi mereka, misalnya dalam peningkatan kapasitas kepemimpinan, perlu latihan untuk berbicara mengeluarkan pendapat. Sehingga bisa terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Desa.
Selain itu, perlu bimbingan dalam mengelola kegiatan. Karena remaja perempuan juga dipandang perlu diberikan bimbingan dalam masalah Figh Perempuan, diberikan pembelajaran tentang HIV/AIDS, Narkoba, bahaya pernikahan anak yang selama ini tidak diperoleh dibangku sekolah, serta pelatihan keterampilan yang berbasis ekonomi. Agar remaja perempuan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus bergantung pada orang tua.
“Pasca Bencana di Desa Lende Tovea belum ada Lembaga yang masuk melakukan pembinaan terhadap remaja perempuan. Di Desa Lende Tovea sudah ada PERDES Perlindungan perempuan dan anak, hanya saja belum tersosialisasikan dengan merata, maka Fatayat NU merasa sangat tepat menetapkan Desa LendeTovea sebagai sasaran Program HAR. Sementara untuk Desa Beka pasca bencana sudah pernah masuk PKBI bersama Dinas Kesehatan, Kabupaten Sigi memberikan pelatihan satu hari, tentang kesehatan remaja kepada Remaja Perempuan dan Laki-laki,” katanya.
Zulfiah berharap, melalui program HAR remaja perempuan bisa menindaklanjuti dengan memaksimalkan fungsi dan jadwal Pondok An-Nisa Yasmin, serta memaksimalkan berfungsinya Pos Pengaduan.
“Pada Sektor Livelihood melalui program HAR ini diharapkan bisa membantu Kelompok Ekonomi agar bisa berkolaborasi dalam pengembangan pasar bagi produk kelompok ekonomi yang sudah ada, dengan memberikan Pelatihan Pembuatan Link Pasar online bagi Remaja Perempuan, yang kemudian bisa memasarkan hasil produksi dari kelompok Ekonomi. Remaja perempuan juga bisa diberikan pelatihan layout/desain/ pembuatan label produk, dengan harapan Program HAR akan semakin menguatkan hasil dari Program ERR,” tandasnya. (YAMIN)