PALU – Ratusan orang yang tergabung dalam komunitas ojek online (Ojol) kembali mendatangi kediaman calon gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Ahmad HM Ali, Ahad (17/11).

Bukan cuma ojol, turut serta komunitas sopir taksi online dan beberapa organisasi masyarakat.

Tujuan utama kedatangan mereka sama, berdialog dan memberikan dukungan kepada calon gubernur yang populer dengan tagline BERAMAL itu.

Vivi Febrianti dari Yayasan Ojol Satu Nusantara Perwakilan Sulawesi Tengah, menyatakan dia dan ratusan rekannya datang karena memiliki harapan bisa lebih sejahtera saat Sulawesi Tengah dipimpin oleh Ahmad Ali dan Abdul Karim Al Jufri.

Pada kesempatan itu, ia menyampaikan keluhan kepada Ahmad Ali soal nasib ojol yang tidak mendapatkan perlindungan sosial sebagai pekerja rentan, baik dari pemerintah daerah maupun aplikator sebagai mitra.

Karena melihat program yang ditawarkan oleh Ahmad Ali, salah satunya adalah memberikan jaminan sosial kepada pekerja rentan, ia dan rekan-rekan seprofesinya pun menggantungkan harapan bisa merasakan program itu.

Berharap pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri terpilih sebagai kepala daerah, komunitas ojol pun ingin melibatkan diri untuk mengampanyekan Ahmad Ali sebagai calon gubernur pilihan mereka.

Sayangnya, keinginan itu tidak mendapat restu dari aplikator penyedia jasa tempat mereka bermitra sebagai ojol.

“Kami berharap dan menginginkan adanya payung hukum, karena aplikator melarang kita memakai atribut untuk berkampanye dan menyatakan dukungan kepada paslon. Kami yang jalan takut-takut untuk menyatakan sikap karena kita tidak dilindungi. Kami juga ingin membantu bapak (Ahmad Ali) agar bisa jadi Gubernur Sulawesi Tengah,” katanya.

Dia meyakini, nasib ojol akan lebih sejahtera jika pemerintah daerah memberikan perhatian, termasuk menjamin ojol sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

“Kami ingin ada payung hukum, karena ada teman kami kecelakaan tapi pemerintah tidak memberikan perhatian, dan aplikator juga tidak memfasilitasi,” ungkap Vivi.

Selain itu, dia menantang Ahmad Ali agar ke depan pemerintah daerah bisa menghadirkan aplikasi khusus untuk jasa transportasi online.

Karena menurutnya, saat ini kemitraan jasa transportasi online justru lebih banyak menguntungkan aplikator yang tidak berdampak untuk ekonomi daerah.

“Saya tantang bapak membuat aplikasi khusus Sulawesi Tengah, karena selama ini kami susah-susah cari makan cuma untuk kasih makan orang luar,” tegasnya.

Menjawab hal itu, Ahmad Ali memastikan pemerintah daerah bakal memfasilitasi kebutuhan ojol, termasuk menyediakan aplikasi jasa transportasi online yang dikelola oleh anak daerah.

Soal aplikasi lokal, kata dia, kegelisahan itu sama dengan kegelisahannya. Karena Sulteng memiliki banyak sekali anak-anak yang jago untuk membuat aplikasi.

“Gubernur itu tugasnya selain menjalankan peraturan perundang-undangan juga membuat peraturan, Pergub. Ke depan saya pastikan Sulawesi Tengah punya aplikasi sendiri, sehingga kita tidak terjebak oleh orang dari luar,” katanya.

Dia juga memastikan ke depan seluruh pekerja informal, termasuk ojol, akan didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan oleh pemerintah daerah.

“Kita mau ketika terjadi risiko kerja, keluarganya di rumah terlindungi kesejahteraannya,” jelas Ahmad Ali. *