Di Media Internasional, Febriany Ungkap Strategi PT Vale Mengatasi Perubahan Iklim

oleh -
CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy (kanan), saat diwawancara oleh koresponden CNBC, mengenai topik “Addressing Deforestation Risks with Sustainable Mining”, pekan lalu. (FOTO: DOK. PT VALE)

Chief Executive Officer (CEO) PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy menjadi narasumber pada wawancara khusus CNBC Asia Sustainable Future bertajuk “Addressing Deforestation Risks with Sustainable Mining”, pekan lalu.

Febriany diwawancarai oleh Koresponden Senior Sri Jegarajah yang berbasis di Singapura, dan Kontributor Amanda Drury yang berbasis di Australia.

Sesi wawancara tersebut mengulas bagaimana PT Vale mengatasi perubahan iklim melalui kontribusi praktik pertambangan berkelanjutan.

Febriany memulai dengan menjawab pertanyaan mengenai seberapa mungkin pertambangan berperan dalam dekarbonisasi.

“Ya, harus bisa. Pertambangan harus bisa berperan dalam upaya dekarbonisasi,” ungkap Febri mengawali pernyataannya.

Menurut Febriany, proses menurunkan emisi karbon atau dekarbonisasi sangatlah esensial bagi perusahaan. Selain komitmen yang diungkap pada berbagai kesempatan, PT Vale juga memiliki peta jalan yang konkret untuk mencapai zero net emission pada 2050.

BACA JUGA :  Wamen BUMN Berharap, PT Vale Konsisten Terapkan Praktik Pertambangan Berkelanjutan

“Kami menyadari, produk kami, yakni nikel, berperan signifikan untuk upaya dekarbonisasi, baik di bidang transportasi maupun energi. Oleh karena itu, proses kami menambang dan mengolah nikel juga harus rendah karbon,” jelasnya.

Penerima titel Forbes Asia’s Power Businesswomen 2022 ini melanjutkan, komitmen untuk pertambangan nikel rendah karbon telah terbukti dengan kehadiran tiga unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), yang 100 persen mendukung aktivitas di pabrik pengolahan PT Vale.

BACA JUGA :  Verifikasi QR Code Program Subsidi Tepat Manfaatkan Teknologi AI

“Kami mengoperasikan tiga PLTA, pertama pada 1979, 1999, 2011. Ketiga PLTA ini menjadikan pabrik pengolahan nikel kami sebagai pabrik dengan intensitas karbon terendah di Indonesia. Dan pada jajaran produsen nikel saprolite sedunia, pabrik kami yang paling rendah karbon,” lanjut Febri.

Ketiga PLTA yang dimaksudkan, yakni PLTA Balambano, PLTA Larona dan PLTA Karebbe berlokasi di Luwu Timur.

Kesempatan eksklusif untuk mewawancarai Febri ini terkait dengan rekam jejak PT Vale dalam mengusung praktik sustainable mining atau pertambangan berkelanjutan.

Secara nasional, PT Vale telah memiliki pondasi dan pengakuan yang kuat dari pemangku kepentingan.

Pada 2023, PT Vale merupakan peraih sertifikat dan tiga trofi “Terbaik” Aditama penghargaan tertinggi dari Kementerian ESDM untuk perusahaan tambang.

BACA JUGA :  PT Vale IGP Pomalaa Bantu Beasiswa Senilai Rp490 Juta kepada 70 Mahasiswa USN Kolaka

Pada 20 Oktober, PT Vale juga mendapat Anugerah Dewan Energi Nasional (DEN) kategori Perusahaan Swasta Pelopor Transisi Energi Sektor Pertambangan. *