PARIMO – Belasan rumah milik di Desa Olaya, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terendam banjir akibat luapa air sungai di daerah tersebut. Warga menilai luapa air suangai tersebut merupakan dampak dari aktivitas pertambangan emas di hulu.
“Nanti adanya tambang baru banjir masuk ke pemukiman warga akibat sungai mendangkal, sebelumnya banjir seperti ini tidak pernah terjadi,” ungkap Asri Asis, salah satu warga Dusun Empat Desa Olaya, Selasa (17/05).
Ia mengatakan, luapan air masuk ke pemukiman warga sekitar pukul 06.00 WITA, berasal dari tanggul jebol serta dari beberapa titik air lainnya.
Dirinya mengaku, awalnya sungai tersebut masih terbilang kecil, dan tinggi tebing sungai saat itu masih berjarak 1,5 meter dari batas pemukiman, namun sekarang tidak lagi bahkan sungai tersebut semakin melebar.
“Sejak adanya aktivitas tambang setahun lalu, beberapa tahun kemudian sudah terlihat dampak-dampaknya termasuk luapan-luapa air sungai begini, ditambah lagi banyaknya material yang masuk,” terangnya.
Ia berharap, adanya peran dari pemerintah sangat penting untuk menanggulangi banjir, agar masyarakat dapat merasakan hadirnya pemerintah untuk masyarakat.
“Sampai saat ini, selama terjadinya banjir pemerintah desa setempat tidak pernah melakukan tindakan apapun, untuk pencegahan serta solusi agar banjir tidak akan berlarut terus menerus,” pungkasnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Parimo, Amirudin mengatakan, pihaknya akan segera melakukan peninjauan lokasi banjir di Desa Olaya yang diakibatkan tanggul sungai jebol itu.
“Hujan lebat mengguyur wilayah Parigi sejak subuh hingga pagi memicu terjadinya genangan di dusun empat Desa Olaya yang merupakan muara sungai setempat,” jelasnya.
Ia menjelaskan, banjir terjadi di Desa Olaya diakibatkan tanggul sungai jebol, sehingga air meluap pemukiman warga, yang mana dilaporkan kurang lebih 11 rumah warga terdampak genangan.
Kata dia, Pemerintah setempat tengah melakukan kajian teknis, sebab setiap hujan lebat dengan durasi cukup lama, desa tersebut selalu menjadi langganan banjir.
“Dari hasil kajian nanti kita baru bisa menyimpulkan apa hal-hal urgen yang segera dilakukan, termasuk normalisasi sungai. Kami juga segera berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III) menyangkut normalisasi sungai,” ujar Amiruddin.
Ia menambahkan, pemukiman terdampak genangan merupakan rumah nelayan, yang mana genangan itu membawa material lumpur. Akibat banjir, warga setempat terpaksa menyimpan barang-barang berharga mereka ke tempat lebih aman.
“Kami juga sedang fokus memantau kondisi cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Pada penanganan bencana hidrometeorologi, Pemkab Parimo juga segera meninjau wilayah-wilayah yang sebelumnya sempat tergenang,” pungkasnya.
Reporter : Mawan
Editor : Yamin