PALU — Dua dosen Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat (FK Unisa) Palu, kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Keduanya berhasil meraih penghargaan sebagai Best Oral Presenter dalam ajang bergengsi The 17th Jakarta Meeting on Medical Education (JAKMED) 2025, yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di Kampus Salemba, Jakarta, pada 24–25 Oktober 2025.

Kegiatan tahunan tersebut, menjadi salah satu forum ilmiah terbesar di Indonesia dalam bidang pendidikan kedokteran. JAKMED mempertemukan para pendidik, peneliti, dan profesional kesehatan dari berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri, dengan mengusung tema “Toward Sustainable Healthcare: Empowering Lifelong Learning in Medical and Health Professions Education.”

Dua delegasi FK Unisa yang meraih penghargaan tersebut adalah, dr. Nurul Qanitah Shahabuddin, MHPE – Best Oral Presenter kategori Curriculum dan Assessment. Serta dr. Muhammad Idham Rahman, MHPE., FFRI – Best Oral Presenter kategori Learning Environment

Dalam presentasinya, dr. Muhammad Idham Rahman memaparkan riset berjudul “Transforming OSCE Scores into Actionable Feedback: A Station and Student Index Model”, yang mengembangkan model analitik untuk mengubah hasil ujian OSCE menjadi umpan balik yang kontekstual dan personal bagi mahasiswa serta penguji.

Model ini mengidentifikasi tiga aspek penting yakni, Station Score Index (tingkat kesulitan stasiun), Student Score Index (pencapaian individual), dan Examiner Evaluation (pola penilaian penguji), yang berfungsi untuk meningkatkan objektivitas dan kualitas asesmen klinik.

Sementara itu, dr. Nurul Qanitah Shahabuddin menyampaikan penelitian berjudul “OSCE-LIS: Identifying the Relationship Between OSCE Scores and Learning Impact”. Riset ini memperkenalkan OSCE Learning Impact Scale (OSCE-LIS), sebuah instrumen inovatif yang mengukur sejauh mana asesmen OSCE memengaruhi perilaku dan strategi belajar mahasiswa kedokteran.

Instrumen tersebut menilai empat domain utama — learning quality, learning strategy, learning progress, dan resource selection — yang terbukti berhubungan signifikan dengan performa mahasiswa dalam ujian OSCE.

Menurut dr. Muhammad Idham Rahman, yang juga menjabat sebagai Koordinator Pengembangan Asesmen di Fakuktas Kedokteran UNISA, keikutsertaan dalam JAKMED menjadi momentum penting untuk memperkuat inovasi dan kolaborasi di bidang pendidikan kedokteran.

“Forum seperti JAKMED bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi wadah untuk berbagi gagasan, memperkuat jejaring akademik, dan menumbuhkan semangat inovasi di kalangan pendidik kedokteran. Penghargaan hanyalah bonus; tujuan utama kami adalah mendorong perubahan yang bermakna dalam sistem pembelajaran dan asesmen di FK Unisa,” ungkap dr. Idham.

Senada dengan itu, dr. Nurul Qanitah Shahabuddin menegaskan bahwa, riset ini merupakan bukti komitmen FK Unisa dalam mengintegrasikan asesmen sebagai bagian dari proses pembelajaran yang reflektif dan berkelanjutan.

“Kami ingin menjadikan OSCE bukan hanya sebagai ujian kompetensi, tetapi juga sebagai alat refleksi diri dan pembelajaran yang berkesinambungan bagi mahasiswa,” tuturnya.

Keberhasilan ini lanjutnya, tidak terlepas dari dukungan penuh pimpinan fakultas dan universitas, baik dalam pendanaan riset maupun partisipasi dosen dalam forum ilmiah nasional. Ke depan, tim peneliti berencana melanjutkan validasi empiris dan uji reliabilitas lintas institusi, serta memperkuat penerapan programmatic assessment dan personalized learning di lingkungan FK Unisa.

Diketahui, Jakarta Meeting on Medical Education (JAKMED) merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI sejak tahun 2009. Forum ini menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan para akademisi, pendidik, dan peneliti dari Indonesia serta Asia Tenggara untuk berbagi inovasi dan riset terbaru di bidang pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan. ***