PALU – Selama Mei 2022, Kota Palu mengalami deflasi sebesar 0,19 persen. Deflasi ini dipengaruhi oleh penurunan indeks harga/deflasi yang terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (1,52 persen) diikuti kelompok pakaian dan alas kaki serta kelompok kesehatan masing-masing sebesar (0,14 persen) serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (0,02 persen).
Sebaliknya peningkatan indeks harga/inflasi yang tertinggi terjadi pada kelompok transportasi (1,01 persen) selanjutnya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,50 persen)kelompok perlengakapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,37 persen)kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,15 persen)serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,10 persen). Sedangkan pada kelompok pendidikan serta penyediaan makanan dan minuman/ restoran pada bulan ini terpantau stabil.
Kepala BPS Kota Palu GA Naser mengatakan, Pada bulan Mei 2022, laju inflasi tahun kalender sebesar 2,94 persen dan inflasi year on year (Mei 2022 terhadap Mei 2021) sebesar 3,70 persen.
“Deflasi Kota Palu disumbangkan oleh andil negatif terhadap inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,40 persen)kelompok pakaian dan alas kaki serta kelompok kesehatan masing-masing memberikan andil (0,01 persen) dan untuk kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya juga memiliki andil negatif terhadap inflasi, namun andilnya dibawah 0,01 persen,” sebut Kepala BPS Kota Palu GA Naser, dalam rilisnya yang disampaikan kepada MAL Online, Kamis (2/6).
Menurutnya terdapat empat kelompok komoditas lainnya yang memberikan andil, sebaliknya terhadap deflasi dan dua kelompok komoditas lainnya tidak memberikan andil pada deflasi Kota Palu.
Sementara, Beberapa komoditas yang memiliki andil positif terhadap deflasi Mei 2022 antara lain: ikan selar/ ikan tude (0,37 persen)ikan cakalang/ ikan sisik (0,15 persen) minyak goreng (0,06 persen); cabai rawit dan ikan layang/ ikan benggol masing-masing (0,04 persen)jagung manis (0,03 persen); cumi-cumi dan bayam masing-masing (0,02 persen); serta sawi hijau dan parfum masing-masing (0,01 persen).
Ada beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap deflasi Mei 2022 antara lain: angkutan udara (0,14 persen); daging ayam ras (0,06 persen); ikan ekor kuning dan sabun mandi masing-masing (0,04 persen); rokok kretek filter, tomat, kacang panjang, kentang, bawang merah dan telur ayam ras masing-masing (0,02 persen).
Sementara dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 87 kota mengalami inflasi dan 3 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 2,24 persen dan terendah di Kota Gunungsitoli dan Tanggerang sebesar 0,05 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Kotamobagu sebesar 0,21 persen dan deflasi terendah di Kota Merauke sebesar 0,02 persen.
Inflasi Kota Palu menempati urutan ke-89 secara nasional, dan urutan ke-20 di kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua).
Reporter: IRMA
Editor: NANANG