SIGI – Jelang hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah tahun ini, semua umat muslim menyambutnya dengan suka ria dan gembira, berbagai persiapan pun dilakukan walau sederhana, khususnya pakaian yang akan digunakan saat Sholat Idul Fitri nanti.
Namun hal itu mungkin tidak bisa dirasakan hampir sebahagian pegawai syara mesjid Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, bulan suci Ramadhan tahun ini. Pasalanya insentif untuk semester pertama (6 bulan) belum dapat terbayarkan, karena Dana Desa Pemdes Pombewe belum terealisasi pada OPD terkait Pemda Sigi.
“Kita belum bisa beli apa-apa banyak lebaran tahun ini, karena pemerintah desa belum mencirkan insentif pegawai syara mesjid, jadi kita di sur bersabar dulu,” ujar salah seorang pegawai syara yang enggan disebut namanya kepada MAL Online, Sabtu (30/04).
Namun dirinya mempertanyakan pihak Pemdes bahwa, anggota BPD, Kadus dan RT serta perangkat lainnya sudah menerima walau hanya honor untuk empat bulan. Bila memang pencairan ADD dan DD belum sepenuhnya cair dari dinas terkait Pemda Sigi, maka mengapa honor BPD, Kades dan perangkat desa telah dibayarkan.
“Biar sama-sama merasakan, sebab kita juga lebaran begini pasti banyak kebutuhan yang mau dibeli. Kalau BPD dbayarkan empat bulan dulu, kita juga sangat senang bila empat bulan dulu dikasi,” ujarnya.
Diketahui, seluruh perangkat desa, pegawai syara dan tokoh adat termasuk Kades dan Sekdes, menerima haknya setiap enam bulan saat pencairaan ADD dan DD.
Sementara tokoh pemuda desa setempat, Ikriman sangat menyayangkan hal tersebut. Semestinya itu tidak perlu terjadi, bila Pemdes yang memiliki kebijakan dan kewenangan, dalam keputusannya tidak megorbankan sepihak, apalagi pegawai syara masjid.
“Jangan melihat sebelah mata seorang pegawai syara melasjid. Dirinya hadir tidak hanya melantunkan suara saat sholat tiba, akan tetapi keberadaannya memiliki pengaruh penting di tengah masyarakat, baik acara nikah maupun kedukaan,” ujarnya.
Dia meminta pihak Pemdes dan BPD bisa mencari jalan keluar. Bila hak pegawai syara itu melalui DD belum cair di Pemda, maka perlu mencari dana talangan terlebih dulu.
“Kalau dananya jelas dari DD, carikan talangan saja, sehingga pegawai syara dan tokoh adat bisa menerima haknya jelang Idul Fitri,” imbuhnya.
Dirinya juga menyoroti BPD Pombewe yang tidak bisa berbuat atas persoalan itu. BPD sebagai perwakilan rakyat di desa, harus menjadi ujung tombak serta peka terhadap persoalan di masyarakat.
Sementara Kades Pombewe Asfar membenarkan hal itu, karena pencairan DD dari keuangan belum ada, sehingga insentif pegawai syara masjid belum dibayarkan.
“Kalau ADD kita suda cair, yang mana di situ melekat gaji Kades dan perangkatnya termasuk anggota BPD”jelasnya.
Asfar menambahkan, Desa Pombewe ADD masih bisa cair walaupun DD masih menunggu. Dia berkilah, di desa lain masih ada baik ADD maupun DD belum tercairkan sama sekali.
Terkait hal itu juga, anggota BPD Pombewe Amrizal tidak tahu menahu apa yang menimpa pegawai syara masjid. “Saya baru tahu kalau itu terjadi dan hal ini tidak bisa lagi terjadi sehingga perlu ada perubahan,” katanya.
Informasi yang diperoleh, Desa Loru yang merupakan desa tetangga dari Desa Pombewe mengalami persoalan sama dengan DD yang belum tercairkan, namun Pemdes setempat berupaya mencari dana talangan, agar pegawai syara mwsjid Desa Loru bisa merasakan hari lebarannya dengan gembira bersama keluarga.
Reporter: HADY/Editor: NANANG