Donggala – Ramadan bukan sekadar bulan penuh ibadah, tetapi juga momen menemukan ketenangan dan makna hidup. Bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Donggala, lembar demi lembar Al-Qur’an mereka baca selama sebulan terakhir bukan hanya deretan huruf, melainkan perjalanan batin menguatkan.
Di balik dinding penjara, lantunan ayat suci menggema, menandai perjalanan panjang mereka dalam menuntaskan tadarus. Sebanyak 15 WBP berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an selama Ramadan. Bagi mereka, ini bukan hanya tentang menyelesaikan bacaan, tetapi juga refleksi diri untuk menjadi pribadi lebih baik.
“Saya dulu jarang membaca Al-Qur’an, tapi di sini saya menemukan ketenangan setiap kali membacanya. Ada kebahagiaan sulit dijelaskan saat bisa menyelesaikan tadarus ini di bulan suci,” kata TW, salah satu WBP dengan mata berbinar.
Apresiasi pun datang dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah (Kakanwil Ditjenpas), Bagus Kurniawan. Namun, lebih dari sekadar penghargaan, ia menekankan bahwa keberhasilan tersebut bukan hanya soal mengkhatamkan bacaan, melainkan bagaimana ayat-ayat tersebut mampu menjadi cahaya dalam perjalanan hidup mereka ke depan.
“Yang terpenting bukan hanya berapa kali kita khatam, tapi bagaimana ayat-ayat itu membentuk diri kita menjadi lebih baik. Ramadan ini semoga menjadi titik balik untuk mereka terus berbuat kebaikan, baik di dalam maupun setelah kembali ke masyarakat,” ujar Bagus dalam keterangannya, Rabu (26/3).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pembinaan berbasis keagamaan memiliki peran penting dalam membangun karakter WBP.
“Kami ingin memastikan bahwa mereka tidak hanya menjalani masa pidana, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri. Al-Qur’an adalah pedoman hidup, dan jika mereka dapat mengambil hikmahnya, maka ini akan menjadi bekal berharga saat mereka kembali ke masyarakat,” tambahnya.
Momen tersebut bukan sekadar seremonial, tetapi gambaran nyata bahwa Ramadan mampu menjadi jalan perubahan. Di antara jeruji dan keterbatasan, cahaya Al-Qur’an tetap bersinar, membawa harapan dan semangat baru bagi mereka ingin memperbaiki diri.
REPORTER :**/IKRAM