PALU – Da’i bersaudara di Kota Palu menghaturkan terima kasih kepada Pengurus Pusat (PP) Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), atas penghargaan kepada da’i-da’i berpretasi.

Da’i bersaudara tersebut yakni Ustadz Muhammad Afdal Zainal, Ustadz Abdul Shomad dan Ustadzah Asnidar bersama suaminya, Ustadz Arif Zakman.

Keempatnya baru saja mendapatkan penghargaan Dai Parmusi Award, dalam rangkaian Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II Parmusi, di Jakarta, Jumat, 27 Mei 2022 lalu.

Selain penghargaan, tiga di antaranya juga diberangkatkan umroh bersama kedua orang tua mereka secara bertahap pada tahun 2018 dan 2020.

Ustadzah Asniadar, S.Pd.i., M.Pd.I, ketika ditemui di kediamannya, Kelurahan Kawatuna, Kota Palu, siang kemarin, mengatakan, dari beberapa ormas yang ia ikuti, Parmusilah yang membuatnya bertahan sampai saat ini.

“Dari awal bertemu dengan Parmusi saya sudah jatuh cinta. Ini juga bukan karena apa-apa, salah satunya karena peran Ketua Umum DPP Parmusi, H. Usamah Hisyam, yang perjuangannya sangat luar biasa, walaupun dalam keadaan sakit, jantungnya harus dioperasi tapi perjuangannya tidak terhenti, semangat beliau selalu terbayang di hati kami. Walaupun dalam keadaan struk, dia tetap berdiri di depan podim dengan semangatnya,” tuturnya.

Ia atas nama suami dan dua adiknya, mengucapkan terima kasih kepada PP Parmusi yang telah memberikan apresiasi kepada mereka bersaudara. Ia berharap, Allah selalu memberikan berkah rejeki dan kesehatan kepada Ketum Parmusi sehingga bisa tetap melanjutkan perjuangan dakwah.

“Dia orang yang luar biasa bagi kami. Dia bukan hanya memperjuangkan agama Allah dengan segenap jiwanya, tapi dengan hartanya juga, termasuk semangat beliau dalam berjuang di Parmusi untuk mewujudkan Desa Madani dengan empat pilar,” tambah wanita yang aktif sebagai dosen di Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu itu.

Sebenarnya, kata dia, mereka berempat tidak ada dalam daftar Mukernas Parmusi. Kemungkinan, kata dia, tapi karena mungkin ketua umum dan istri sudah mengetahui bagaimana pergerakan kita di sini, makanya dianggap wajar untuk mendapatkan award.

Ia pun menceritakan banyak hal yang dialami selama bergabung di Parmusi. Ia mengaku sering ditanya, berapa gaji yang ia dapat di Parmusi sampai harus berjuang seperti saat ini dan selalu membawa nama Parmusi.

“Saya jawab, Insya Allah, saya yakin ketika kita bantu agama Allah, maka Allah akan bantu semua kebutuhan kita. Kepada adik-adik saya katakan, mari kita rekrut teman-teman sevisi dan misi, kami panggil teman-teman tanpa ada iming-iming ada insentif dan sebagainya. Saya katakan, mari kita berjuang sama-sama, biarkan Allah yang mengatur rejeki kita,” tuturnya.

Ia mengatakan, dalam beberapa kali perekrutan, ada sekian banyak orang yang berguguran dan tidak mampu bertahan di jalan dakwah Parmusi. Namun, kata dia, adapula yang bertahan sampai saat ini.

“Ada da’i yang kita bina dari SMA, sampai kuliah sekarang ini masih tetap bertahan di Parmusi. Mudah-mudahan ketika kami tidak ada lagi, dia bersama teman-teman yang lain tetap berjuang untuk menggerakkan Parmusi,” harapnya.

Ia pun selalu menekankan kepada para da’i yang turun lapangan agar bergerak produktif, bukan konsumtif, dalam artian produktif bergerak, ada dana atau tidak ada.

“Kalau konsumtif, maka orang baru mau bergerak ketika ada dana. Alhamdulillah, hadirnya Parmusi ini membawa semangat dan energi yang lebih dari yang lain, ada semangat baru dan gairah baru sehingga kita tidak pernah merasa lelah,” tandasnya.

Ucapan terima kasih juga disampaikan Ustadz Arif Zakman. Suami dari Ustadzah Asnidar itu pun menyampaikan rasa syukur atas apa yang telah mereka peroleh saat ini, salah satunya adalah penghargaan dari Parmusi Pusat dan berkah lain yang telah didapatkan.

“Alhamdulillah yang kami syukuri, kami bersaudara semua dapat penghargaan. Sesungguhnya kami tidak pernah mengharapkan itu, tapi kemungkinan ini adalah penilaian tersendiri dari Parmusi Pusat,” tutupnya. (RIFAY)