Dampak Covid-19, Huntap Korban Bencana Belum Berpenghuni

oleh -
Seorang pekerja tengah memperbaiki bagian jendela huntap di Kelurahan Tondo, Kota Palu, Ahad (26/04). (FOTO: FALDI)

PALU – Bulan April 2020 lalu harusnya menjadi saat-saat yang membahagiakan bagi korban bencana alam 28 September 2018 di Kota Palu yang kehilangan tempat tinggal. Sesuai rencana pemerintah, mereka harusnya sudah mendiami hunian nyaman yang dibangun di beberapa titik di Kota Palu.

Pantauan media ini, hingga Ahad (26/04) lalu, hunian tetap (huntap) yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), maupun Yayasan Budha Tzu Chi, nampaknya masih kosong tanpa penghuni.

Bahkan, di beberapa titik, nampak masih ada pekerja yang sibuk mengaduk campuran bangunan dan yang memperbaiki langit-langit huntap.

Sulastri (47)

Situasi ini diperparah dengan mewabahnya virus corona atau COVID-19 yang melanda seantero dunia, akhir-akhir ini.

Meski begitu, sejumlah huntap yang menjadi bantuan Yayasan Budha Tzu Chi yang pernah ditinjau Presiden RI Joko Widodo di Kelurahan Tondo itu sudah terlihat selesai. Bahkan dari jendela transparan, sejumlah fasilitas telah terpenuhi diantaranya tempat tidur.

Salah satu calon penghuni huntap itu, Sulastri (47), mengaku sangat bersyukur dengan rumah yang diberikan secara gratis tersebut, meski harus menunggu kapan rumah impian itu bisa ditinggali.

Berkali-kali datang ke lokasi huntap di Kelurahan Tondo, Sulastri hanya bisa melongok memperhatikan dengan detail setiap sudut bangunan di Blok L berdinding abu-abu yang diyakininya akan menjadi tempat menata hidup selanjutnya.

“Alhamdulillah sekali sudah pak, rumah ini diberi kepada saya cuma-cuma ya di sini lagi nanti bersama suami saya membesarkan dua anak perempuan saya yang kembar,” ujar korban tsnumai di Keluarahan Kayumalue Pajeko itu, Selasa (05/05).

Sementara itu, Kepala BPPW Sulteng Ferdinand Kano Lo, mengatakan, saat ini sedikitnya 800 unit huntap Budha Tzu Chi sudah rampung. Pihak balai, katanya, berupaya agar sebelum lebaran warga penyintas sudah ada yang masuk.

“Mungkin belum bisa semuanya. Tapi diupayakan sebelum lebaran sudah ada yang masuk,” katanya di ruangannya belum lama ini.

Ferdinand mengakui, bahwa memang adanya keterlambatan proses pembangunan dikarenakan Covid-19. Namun demikian, pihaknya optimis dapat menyelesaikan huntap berdasarkan target yang sudah ditentukan.

Dalam jumpa pers pertengahan Maret 2020 lalu, pihak Kementrian PUPR bersama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Jakarta, optimis pembangunan huntap bisa rampung di bulan April.

“Pembangunan huntap bagi korban bencana di Palu untuk tahap pertama selesai akhir April 2020. Ada dua lokasi pembangunan Huntap yakni di Duyu dan Pombewe. Untuk di Duyu progresnya sudah 60 persen sedangkan di Pombewe sekitar 20 persen,” ujar Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Provinsi Sulawesi Tengah, Rezki Agung melalui siaran resmi, Ahad (15/03).

Bahkan, kata dia, pihaknya berupaya mempercepat pembangunan huntap tersebut dengan menambah shif kerja agar proses pembangunan bisa lebih cepat.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Hunian Tetap Pasca Bencana Sulawesi Tengah, Rahmat menguraikan, berdasarkan data yang dimiliki SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah Ditjen Perumahan Kementerian PUPR, jumah huntap yang akan dibangun pada tahap pertama berjumlah 630 unit.

Progres per 12 Maret 2020, pembangunan huntap tercatat sudah mencapai sekitar 138 rumah atau sekitar 60 persen dari target pembangunan 230 unit. Sedangkan pembangunan huntap di Desa Pombewe, prosesnya baru sekitar 20 persen dari target 400 unit.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan Pemda agar progresnya bisa lebih ditingkatkan lagi. Kami tetap optimistis bulan April pembangunan Huntap di Duyu dapat selesai dengan baik. Sedangkan untuk pembangunan huntap di Pombewe sekitar bulan Juni,” jelasnya. (FALDI)