PARIMO – Pertemuan seniman dan budayawan se-Sulawesi Tengah dalam agenda Culture Forum Sprit Hasan Bahasyuan di Parigi Moutong (Parimo), belum lama ini, telah menghasilkan delapan butir rekomendasi Gelar Mahakarya Hasan Bahasyuan sebagai agenda ke depan.
Pembacaan rekomendasi dilakukan Muhammad Syafei, salah satu fasilitator kegiatan.
Kedelapan rekomendasi tersebut adalah penyusunan buku biografi dan karya Hasan Bahasyuan, penyelenggaraan Hasan Bahasyuan Award, tersedianya program modul bahan ajar untuk pelatihan dan sosialisasi profil dan karya Hasan Bahasyuan.
Selanjutnya, memasukkan karya terpopuler sang maestro Hasan dalam muatan lokal, pelaksanaan event tahunan yang mempertemukan pegiat budaya se-Sulawesi Tengah, mewajibkan setiap orang atau organisasi agar mencantumkan nama Hasan Bahasyuan sebagai pencipta bila menampilkan karyanya.
Kemudian, pembangunan kembali Gedung Graha Hasan Bahasyuan sebagai sarana belajar, serta identifikasi dan dokumentasi karya-karya secara audio-visual Hasan Bahasyuan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Parimo, Sunarti Masanang, berpesan agar delapan butir rekomendasi yang dihasilkan, menjadi komitmen bersama untuk dilaksanakan.
“Bagi kami Hasan Bahasyuan itu bukan saja milik Kabupaten Parigi Moutong tempat ia lahir, melainkan beliau seorang seniman besar milik Sulawesi Tengah. Karya-karyanya bukan saja lahir dan bicara tentang Parigi, tapi ada banyak tentang daerah Sulawesi Tengah,” kata Sunarti.
Untuk itu, kata dia, tahun ini akan diresmikan Taman Budaya Hasan Bahasyuan Masigi. Taman tersebut akan menjadi kawasan yang berisi informasi tentang Hasan Bahasyuan.
Salah satu tujuan pertemuan culture forum tersebut adalah mendorong pemerintah daerah dan kalangan legislatif untuk mendapatkan legitimasi dan rekomendasi ketokohan Hasan Bahasyuan di Provinsi Sulawesi Tengah.
Reporter : Jamrin AB
Editor : Rifay