PALU – PT Citra Palu Minerals (CPM) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Palu dan Kelompok Tani (Poktan) Karya Petamba, melakukan penanaman perdana bawang batu khas lembah Palu, di lahan pertanian seluas 19 hektar di Kelurahan Tanahmodindi, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Senin (12/5).
Kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama Laskar Topo Tara, yang turut dihadiri Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, Direktur Tambang PT CPM, Yan Ardiasyah, serta Superintendent Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM)-CSR PT CPM, Rahyunita Handayani. Selain itu, tampak hadir pula perwakilan Dinas Pertanian, camat, lurah, dan tokoh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Wali Kota Hadianto Rasyid mengapresiasi kolaborasi antara CPM dan kelompok tani. Ia menegaskan pentingnya menjaga hubungan baik antara masyarakat dan perusahaan tambang.
“Kalau CPM beroperasi dengan baik, harus mampu membina dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Jangan sampai keberadaannya tidak kita manfaatkan secara maksimal,” ujar Hadianto.
Wali Kota juga meminta agar lahan seluas 19 hektar di kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan pertanian permanen.
“Tidak boleh untuk pembangunan rumah. Biarkan 19 hektar ini murni untuk pertanian dan kesejahteraan masyarakat sampai kepada generasi selanjutnya,” tegasnya.
Ia juga mendorong sinergi antara CPM dan Dinas Pertanian dalam memberikan pendampingan kepada petani.
“Kalau ada kebutuhan, sampaikan sekarang karena kita sedang menyusun anggaran perubahan. Apa yang belum dibantu CPM bisa dipenuhi oleh pemerintah kota,” katanya.
Sementara itu, Direktur Tambang PT CPM, Yan Ardiasyah menyampaikan komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan pertanian lokal.
“CPM siap memberi dukungan apa pun, asalkan masyarakat betul-betul mampu memanfaatkan perhatian itu,” katanya.
Senada dengan itu, Rahyunita Handayani menjelaskan bahwa bantuan CPM berupa 1,5 ton bibit bawang merah dan tiga jenis pupuk telah disalurkan sesuai dengan kebutuhan lahan milik Poktan Karya Petamba.
“Kami akan terus memantau agar bantuan disesuaikan dengan luas lahan dan kebutuhan petani,” ungkapnya.
Menurut Rahyunita, bawang merah dipilih karena merupakan komoditas khas Kota Palu yang perlu diperkuat eksistensinya.
“Ini juga kehendak para petani, bukan hanya dari kami,” ujarnya.
Dia berharap, program penanaman perdana ini diharapkan menjadi awal dari pengembangan kawasan pertanian produktif di tengah kota yang berdampak langsung pada peningkatan taraf hidup masyarakat petani.*/Yamin