PALU- Nilai ekspor Sulawesi Tengah selama April 2020 senilai US$ 563,30 juta atau turun US$ 77,98 juta (12,16 persen) dibandingkan bulan sebelumnya.
“Bisa jadi faktor menyebabkan menurun, karena kurangya permintaan dari negara tujuan ekspor akibat dampak covid-19, ” kata Statistisi Madya BPS Provinsi Sulawesi Tengah Imron Taufik J Musa, Jumat (19/6).
Ia mengatakan, tiga sektor Migas (minyak dan gas), industri pengolahan dan pertanian, bila dibandingkan bulan April terhadap Maret mengalami penurunan.
“Turun atau naiknya perlu penelitian lebih lanjut,” katanya.
Ia menyebutkan , dampak yang ditimbulkan secara umum dapat mengurangi produksi.
Dikutip dari siaran pers Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulteng, Selasa (2/6/2020), ekspor langsung melalui Provinsi Sulteng sebesar senilai 559,32 juta US Dollar dan provinsi lain senilai 3,98 US Dollar.
Sementara, total nilai Sulteng ekspor selama Januari-April 2020, tercatat 2.345,93 juta US Dollar atau meningkat 538,34 juta (29,78 persen) dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang hanya sebesar 1.807,59 juta US Dollar.
“Jika dirinci, ekspor melalui Sulawesi Tengah senilai 2.330,06 juta US Dolar dan provinsi lain senilai 15,87 juta US Dollar,” sebut BPS.
Besi dan baja masih menjadi komoditas yang memberikan kontribusi terbesar bagi ekspor Provinsi Sulteng, yakni sebesar 479,56 juta US Dollar atau 85,13 persen dari total nilai ekspor.
Kontribusi ekspor kelompok komoditas lainnya relatif kecil, masing-masing di bawah 3,00 persen.
Tiongkok merupakan negara tujuan utama ekspor Provinsi Sulteng, yakni senilai 257,27 juta US Dollar atau 45,67 persen dari total nilai ekspor.
Sementara, Pelabuhan Kolonodale di Kabupaten Morowali Utara (Morut) menjadi dermaga yang berperan terbesar dalam pengiriman komoditas ekspor, yakni senilai 479,56 juta US Dollar atau 85,13 persen dari total nilai ekspor Provinsi Sulteng. (Ikram)