PALU – Pihak Rumah Sakit Umum Daeah (RSUD) Undata tengah mengisolasi dua pasien berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 atau virus corona.
“Iya benar, kedua pasien dirujuk tadi malam dari RS BK dan RS Budi Agung. Masing-masing pasien masih dalam pengawasan,” ungkap Direktur RSUD Undata, dr I Komang Adi Sujendra, Ahad (15/03).
Komang menjelaskan, kedua pasien dirujuk dari RS BK dan RS Budi Agung. Saat ini, status keduanya masih menunggu hasil laboratorium dari Litbangkes Jakarta.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Undata Palu, dr Amsyar Praja, menyebutkan, kedua pasien berjenis kelamin perempuan yang memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta selama 3 hari, pada tanggal 3 Maret lalu.
“Wanita umur 62 tahun dirujuk dari RS Bala Keselamatan dan wanita umur 16 tahun dirujuk dari RS Budi Agung. Belum bisa dikatakan positif karena masih menunggu hasil lab dari Jakarta,” jelas Amsyar.
Secara nasional MUI Pusat sudah mengeluarkan imbauan-imbauan untuk melakukan Qunut Nazilah, berpola hidup secara islami, memperbanyak wuduh dan mendekatkan diri kepada Allah.
Qunut Nazilah adalah doa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dibaca setelah ruku’ (I’tidal) pada rakaat terakhir dalam shalat. Qunut Nazilah dibaca pada saat ada peristiwa penindasan yang menimpa kaum Muslimin, dengan tujuan untuk menyingkirkan atau melenyapkan penganiayaan musuh, atau untuk menyingkirkan bala (bencana), termasuk saat terjadi wabah penyakit mematikan, semisal corona saat ini.
“Secara umum itu sudah bisa dilakukan di semua tingkatan karena situasi sekarang hampir sama semua di seluruh daerah. Memang khusus MUI Palu belum ada imbauan tertulis, tapi imbauan dari MUI pusat itu sudah mewakili. Ini juga menjadi anjuran MUI Kota Palu,” kata Ketua MUI Kota Palu, Prof Dr. Zainal Abidin kepada MAL, Ahad (15/03) tadi malam.
Selain imbauan-imbauan yang sifatnya ubudiyah (ibadah) atau pendekatan kepada Allah, kata dia, tentu tidak boleh melupakan imbauan yang bersifat pendekatan medis.
“Jadi imbauan ubudiyah maupun imbauan dalam pendekatan medis juga harus berjalan bersamaan,” katanya.
Menurutnya, Qunut Nazilah adalah bagian dari ajaran agama, bahwa menghindarkan bahaya harus didahulukan daripada menjaga keselamatan.
“Artinya kalau sudah ada bahaya, maka itu dulu dihindari. Dihindari mudhoratnya, seperti corona ini,” katanya.
Hal penting lainnya, lanjut dia, jangan panik, karena ini semua adalah bagian dari ujian Allah kepada ummatnya.
“Mari hadapi dengan penuh ketenangan, hadapi dengan pendekatan yang bersifat ilmiah dan ubudiyah,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, dr Reny Lamadjido, membenarkan bahwa dua warga yang masuk di ruang isolasi RSUD Undata berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
“Terhadap setiap pasien, kami akan melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE), surveilens. Kalau memang tidak ada tanda-tanda virus Corona akan segera dipulangkan,” kata dr Reny.
Menurutnya, kedua pasien tersebut masuk Undata dalam keadaan demam, namun setelah dipantau dan dirawat dokter, pasiennya dalam keadaan baik.
Ia mengatakan, sebelumnya kedua pasien ini datang dari Jakarta. Satu di antaranya ke Jakarta untuk berobat dan tiba di Palu keadaannya baik.
“Tetapi mungkin karena capek, masuklah rumah sakit dalam keadaan demam. Jadi lebih baik kita antisipasi jangan sampai lolos. Tapi bukan berarti kalau dia sudah masuk rumah sakit, disebut Corona,” tekannya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada warga yang baru saja pulang dari luar kota atau luar negeri, agar segera melapor ke Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Karantina, guna dicatat untuk memudahkan observasi.
“Semua ini demi kemaslahatan bersama,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dua pasien ini bukan merupakan bagian dari 32 Orang Dalam Pemantauan (ODP) Dinkes Palu.
Di bagian lain, Kepala Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Sulteng, Sofyan Farid Lembah, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng untuk terbuka menyampaikan informasi ke publik terkait virus corona, sehingga masyarakat tidak panik karena memperolah informasi dari sumber yang tidak kompeten.
“Yang paling penting juga adalah Gubernur harus menunjuk seorang juru bicara yang terus mengupdate perkembangan ke publik, sehingga informasinya tidak simpang siur,” ujar Sofyan.
Dia mengatakan, Pemprov Sulteng juga tak perlu ragu dan khawatir untuk menyampaikan informasi jika benar sudah ada warga yang terjangkit virus corona. Hal itu bukan sesuatu yang harus ditutup-tutupi.
Sebelumnya, sebanyak 32 warga Kota Palu dalam pemantauan intensif virus corona oleh Dinkes Palu usai kembali dari berwisata ke negara Jepang.
“Jepang merupakan negara yang terpapar virus corona. Mereka telah kami pantau sejak enam hari lalu setibanya di Palu dari berwisata ke Jepang,” kata Kadis Kesehatan Palu, dr. Husaema.
Pemantauan yang dilakukan Dinkes Palu, lanjutnya, meliputi cek dan pemeriksaan kesehatan oleh tim kesehatan dengan mendatangi langsung 32 warga tersebut. (RIFAY/IKRAM)