PALU – Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association, dr. Rita Ramayulis mengungkapkan, stunting merupakan siklus dimulainya sejak remaja putri, atau calon ibu.
“Remaja putri adalah calon ibu, jika calon ibu punya asupan gizi yang kurang sejak remaja. Maka ia beresiko mempunyai anak kurang gizi, karena si anak akan mencontoh pola makan ibunya dan terus berputar,” ucap dr. Rita saat hadir sebagai pemateri utama dalam webinar yang bertajuk ‘Yang Muda Cegah Stunting’ yang dilaksanakan Perwakilan BKKBN Sulteng baru-baru ini.
Menurut dia, masalah stunting harus menjadi kesadaran sejak remaja, sehingga asupan gizi harus terjaga, utamanya saat usia remaja.
“Remaja putri disarankan untuk mengonsumsi tablet penambah darah seminggu sekali, satu tablet di hari yang sama. Minumnya setelah makan dengan air putih, tidak boleh bersamaan dengan susu, kopi, atau teh ya,” jelasnya.
Selain itu, dr. Rita juga mengingatkan untuk selalu sarapan pagi, dan memastikan selalu ada sayur dengan jumlah yang tepat.
“Pada setiap kali waktu makan utama memastikan ada sayur, dan mengurangi makanan yang tinggi kandungan gula dan garamnya,” bebernya.
Menanggapi masalah stunting yang tinggi di Sulteng, dr. Rita menilai bahwa untuk menekan hal tersebut membutuhkan peran dari semua lapisan masyarakat, salah satunya adalah melibatkan kelompok remaja.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Dr. dr. Anang S Otoluwa, yang juga sebagai pemateri menjelaskan, pemenuhan gizi pada 1000 HPK memiliki efek jangka pendek terhadap perkembangan otak, pertumbuhan masa tubuh dan komposisi badan, serta metabolisme, hormon, dan gen.
Sedangkan efek jangka panjangnya berdampak pada kognitif dan prestasi belajar, imunitas, kapasitas kerja, dan penyakit serius lainnya seperti diabetes, obesitas, dan jantung.
“Yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting yakni mencegah perkawinan anak, keluarga berencana (KB), kehamilan sehat, IMD, pemberian ASI ekslusif, pendidikan usia dini dan ikut posyandu prakonsepsi,” tegasnya.
Di akhir virtual meeting, Anang juga menyampaikan, bahwa saat ini Kabupaten Banggai sangat serius bahkan memprioritaskan program pencegahan stunting. Hal itu dibuktikan dengan Surat Keputusan Bupati Banggai tentang pembentukan tim gugus tugas Gerakan 1000 HPK di Kabupaten Banggai. (YAMIN)