Cegah Banjir, FPI Sulteng Pasang Tanggul Manual di Desa Rogo

oleh -
Ormas FPI Sulteng bersama masyarakat Desa Rogo, tengah melakukan proses pemasangan tanggul dihulu sungai dengan cara manual pasca banjir rogo, belum lama ini. (Dok.FPI Sulteng)

SIGI – Front Pembela Islam (FPI) Sulteng melakukan pemasangan tanggul di hulu sungai di Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, pasca banjir bandang yang terjadi di desa tersebut.

Pemasangan tanggul itu, guna mencegah aliran air melebar ke pemukiman penduduk. Sebab banjir yang menerjang, Senin malam yang lalu itu, membuat saluran sungai dipenuhi pasir dan gelonggongan kayu.

Menurut Ketua FPI Sulteng Sugianto Kaimudin, pihaknya menggunakan alat seadanya, karung berisikan pasir, kemudian disusun agar aliran air tersebut tak lagi melewati pemukiman penduduk. Agar perkampungan tak terus menerus direndam banjir.

“Dan pembuatan ini memang atas permintaan pihak desa juga melalui Pak Sekdes,” ungkap Kaimudin, Selasa (22/9).

BACA JUGA :  Ahmad Ali Buka Pasar Murah Relasi Prabowo-Gibran di Tentena

Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang kembali mengguyur Desa Rogo, Senin (21/9) malam. Sejumlah aliran air di tengah rumah-rumah warga yang mulai mengering tetap dimasuki air, walaupun telah diberi tanggul manual. Namun, volume air yang masuk sudah lebih sedikit.

“Sampai di hari ini kami juga mendirikan posko kemanusiaan agar kami bisa terus memantau kondisi banjir, dan dapat membantu warga sekitar baik evakuasi barang atau membersihkan sisa banjir,” Pungkasnya.

Sebelumnya, Anggota DPRD Sulawesi Tengah, Ibrahim Hafid mendesak Pemerintah Daerah Provinsi Sulteng dan Pemda Kabupaten Sigi, serta Balai Wilayah Sungai Sulawesi III untuk bersinergi segera melakukan normalisasi sungai demi mencegah terjadinya banjir bandang susulan di beberapa wilayah di Sigi.

“Salah satu penyebab terjadinya banjir bandang karena, karakteristik dan daerah aliran sungai (DAS) telah mengalami kerusakan yang parah,” ucap Ibrahim Hafid, di Sigi, Ahad (20/9).

BACA JUGA :  Pengurus DPW PAN Sulteng Ajukan Mosi Tak Percaya Kepemimpinan Rusli dan Yahya

Ibrahim mengatakan, normalisasi sungai sangat perlu dan penting dilakukan segera, karena berkaitan langsung dengan hajat hidup masyarakat.

Banjir bandang yang sering terjadi di Sigi, tidak hanya merusak rumah dan sendi kehidupan sosial, pendidikan dan kesehatan, tetapi juga memberikan dampak terhadap terganggunya ekonomi kerakyatan dan ketahanan pangan.

Reporter: Faldi
Editor: Nanang