Di tengah teror pandemi Covid-19 memaksa semua masyarakat untuk menerapkan cara kehidupan baru, demi tercapainya kualitas hidup yang baik.
Hal ini menjadi tantangan bagi siapapun, termasuk Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulteng, yang memiliki tanggungjawab besar untuk negara, dalam menjalankan visinya, Yakni menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas.
Dan memikul enam misi, yakni mengutamakan pembangunan berwawasan Kependudukan, menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, memfasilitasi Pembangunan Keluarga, mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, dan membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.
Dipelbagai kesempatan, Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Dra. Maria Ernawati Ernawati menyampaikan, di masa Covid-19, strategi komunikasi dengan program Banggakencana juga harus menerapkan cara-cara baru. Kata dia, tidak boleh beranggapan hanya karena adanya kebijakan dengan hastag di rumah saja, program Banggakencana juga berhenti. Tetapi harus terus dilanjutkan, karena berstatus abdi negara yang harus terus melakukan pelayanan kepada masyarakat.
Maria mengataka, hidup ini adalah pilihan, dan dirinya beserta seluruh keluarga besar BKKBN memilih hidup sebagai ASN di BKKBN yang sejak awal telah disumpah untuk melayani negara. Oleh karena itu, dengan segala konsekuensi harus tetap menjalankan program Banggakencana dengan baik meski di tenagh-tengah pandemi Covid-19, tetapi tentu saja harus mematuhi protokol kesehatan yang ada.
Jalankan Program di Masa Covid, Ini Pesan Kaper BKKBN Sulteng ke Penyuluh
Dalam kesempatan membuka Sosialisasi Perubahan perilaku pada masa pandemi Covid-19, di Salah Satu Hotel di Kota Palu, Senin 30 November 2020 malam.
Kepala 75 PKB dan PLKB yang mewakili kabupaten/kota di Sulteng, Maria Ernawati menyampaikan, kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan peran ASN dalam melakukan pelayanan administrasi di masa pandemi Covid 19, sekaligus meningkatkan skill PKB/PLKB dalam melakukan sosialisasi di masyarakat.
Kata dia, dalam hidup tatanan baru, di Era New Normal mau tidak mau, suka tidak suka, seluruh jajaran BKKBN, termasuk Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), harus terus melaksanakan tanggungjawab untuk melayani masyarakat, tentunya harus mampu berdampingan dengan pandemi Covid-19.
Kata Maria, menyikapi kondisi saat ini, sebagai ASN diminta untuk tetap bekerja dari rumah, yang terus diperpanjang sesuai dengan kondisi yang ada. Sementara program-program harus terus dijalankan, tentunya dengan cara merubah cara kerja dan perilaku, sesuai dengan ketentuan yang telah diatur berdasarkan protokol kesehatan negara.
“Banyak melakukan adaptasi terkait dengan pengelolaan program dan rencana adaptasi ini, juga tentu berlaku bagi pelayanan administrasi di lingkungan Perwakilan BKKBN Sulteng,” akunya.
Erna mengatakan, Pelbagai kebijakan telah dikeluarkan, namun mengingat anggarannya tidak terlalu banyak dan mungkin hanya bisa memfasilitasi untuk PCR test kepada kabupaten yang zona merah saja, dengan prioritas penyuluh KB yang ada di wilayah zona merah, dan seluruh ASN yang ada di kantor BKKBN Sulteng.
Meski begitu, untuk pengaturan WFH, dia mebgistruksikan untuk tetap mengikuti ketentuan pemerintah daerah kabupaten/kota masing-masing. Tetapi dia berharap, walaupun dengan kondisi yang sangat terbatas dengan seluruh aksesnya, diminta semua tetap bisa menjalankan program-program Banggakencana di lapangan, dengan harus tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan.
Diakuinya, kedepan program Banggakencana memiliki pekerjaan yang sangat berat. Salah satunya adalah, pendataan keluarga yang seyogyanya dilaksanakan tahun 2020, tetapi karena ada pandemi Covid-19 maka dilaksanakan di tahun 2021.
Dia menambahkan, saat ini BKKBN Sulteng banyak melaksanakan kegiatan yang dilakukan secara virtual, yang dikemas sedemikian rupa agar menarik dan menggunakan aplikasi bermasam-macam sesuai kebutuhan, dan pertemuan virtual itu merupana satu dari sekian banyak perubahan yang dilakukan. Kebiasaan baru itu tidak hanya dilakukan di lingkungan Kantor Perwakilan BKKBN Sulteng, tetapi juga dilakukan di tingkatan PKB/PLKB yang bertugas di lapangan.
Masuk Zona ZI WBK, Penyuluh KB Harus Punya Integritas
Dalam kegiatan sosialisasi perubahan perilaku di masa pandemi Covid-19, yang dihadiri 75 PKB/PLKB se Sulteng, di salah satu hotel di Kota Palu, Senin (30/11) malam.
Dra. Maria Ernawati, MM mengajak kepada seluruh PKB di daerah memiliki jiwa atas rasa integritas tinggi, meski di masa Covid-19.
Terlebih, kata dia, tahun ini Perwakilan BKKBN Sulteng menjadi salah satu nominasi Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (ZI WBK).
“Di tengah Covid-19, BKKBN Sulteng mendapatkan satu nominasi untuk ZI WBK. Saya ingin sekali PKB di Sulteng berintegritas. Dua kuncinya, pertama tidak korupsi apapun dan kedua memberikan pelayanan prima,” pesannya.
Menurut dia, nominasi ZI WBK bukan hanya soal lombanya. Tetapi Lomba hanya merupakan bonus. Yang terpenting dipahami, sebagai pelayan masyarakat harus memiliki mindset untuk melayani setulus hati sesuai tugas dan fungsi yang telah ditetapkan.
“Mari kita ubah pola pikir kita untuk berintegritas. Kalau dalam diri sebagai penyuluh sudah memiliki jiwa atau rasa integritas, dalam kondisi apapun, akan merasa aman dan nyaman,” katanya.
Ia mengatakan, sebagai seorang Apratur Sipil Negara (ASN), yang juga mengawali karir sebagai ajun PKB di Provinsi Jawa Timur, ia sangat memahami PKB tidak pernah dibekali sebagai pengelola anggaran.
Tetapi, dalam perkembangannya, karena ada Dana Alokasi Khusus (DAK) Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) cukup besar, ditemukan fakta sejumlah daerah memberikan tanggung jawabnya kepada lini lapangan.
“Saya ingatkan kembali, jangan coba-coba bermain dengan DAK BOKB. Kita kemarin menjadi sampling joint audit DAK BOKB oleh Mendagri dan BKKBN di Kabupaten Sigi dan Poso. Tidak menutup kemungkinan tahun depan di kabupten lainnya. Sehingga, saya harap penggunaan DAK BOKB sesuai peruntukannya,” terangnya.
Ia juga mengulangi, sebagai ASN yang telah mengucapkan sumpah jabatan dan dibayar dari uang rakyat, sudah seharusnya memberikan pelayanan prima pula kepada masyarakat.
“Tidak ada yang mengawasi secara khusus kepada bapak ibu sekalian. Yang mengawasi adalah diri sendiri, mengintropeksi diri, bahwa kita adalah ASN. Kita sudah disumpah untuk memberi pelayanan kepada masyarakat. Kita digaji dari masyarakat, dari rakyat, yang pajaknya kita kumpulkan untuk menggaji kita. Apakah kita sampai hati memperlakukan masyarakat dengan tidak baik. Itu saja ukurannya. Kalau sudah mempunyai integritas, mudah-mudahan program Bangga Kencana ke depan lebih menggeliat lagi di Sulteng,” tegasnya.
Sosialisasikan Kepada Penyuluh Tentang Perubahan Perilaku di Masa Pandemi
Rabu 2 sampai 3 Desember 2020, di Salah satu hotel di Kota Palu, Maria Ernawati kembali membuka kegiatan Sosialisasi perubahan perilaku pada masa pandemi Covid-19, bagi 75 PKB/PLKB yang juga mewakili kabupaten/kota se Sulteng. Kegiatan itu dilaksanakan, dalam rangka peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB di Provinsi Sulteng.
Dalam sambutannya, Maria menyampaikan, jika melihat dari judul kegiatan muncul pertanyaan, mengapa harus PKB/PLKB?. Karena PKB/PLKB adalah garda terdepan BKKBN yang bersentuhan langsung dengan kepentingan keluarga atau masyarakat, dalam menjalankan program Banggakencana.
“Karena itu saat ini kita berikan dulu sosialisasinya, bagaimana sih tantangan baru ini,” katanya.
Kata Maria, pekan ini kasus Covid melonjak luar biasa, terutama di DKI dan Jawa Tengah, termasuk Sulteng yang beberapa daerahnya ditetapkan zona merah. Daerah-daerah tersebut yakni, Kabupaten Banggai, Banggai Laut, Morowali Utara, Morowali dan Kota Palu.
“Oleh karena itu saya tak henti-hentinya dalam pelbagai kesempatan, untuk menyampaikan pesan bahwa ingat pesan ibu. Apa pesannya? Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun di air mengalir dan Menjaga jarak (3M),” ucapnya.
Maria mengaku sangat mengetahui peserta yang hadir dalam satu tahun ini tidak bertemu dengan rekan-rekan sesama penyuluh. Saat bertemu secara emosi saling rangkul, bersalaman. Olehnya dia mengimbau untuk mengendalikan emosi dengan menahan semua itu.
“Alhamdulillah dalam pertemuan ini kita aman, karena memberlakukan rapid kepada peserta sebelum mengikuti kegiatan. Itu adalah filter yang pertama, jika ada hasilnya yang reaktif kita akan tindaklanjuti apakah mau di swab, atau kalau tidak isolasi mandiri, lima hari kemudian rapid lagi,” terangnya.
Lanjut Maria, kaitannya dengan BKKBN di masa Covid-19, strategi komunikasi dengan program Banggakencana juga harus menerapkan cara-cara baru. Tidak boleh beranggapan hanya karena adanya kebijakan dengan hastag di rumah saja, program Banggakencana juga berhenti. Tetapi harus dilanjutkan, karena berstatus abdi negara yang telah mengambil sumpah sebelumnya, dituntut harus terus melakukan pelayanan kepada masyarakat, tetapi tentu saja harus mematuhi protokol kesehatan yang ada,” tegasnya.
Dia menjelaskan, sama dengan sosialisasi sebelumnya, kegiatan itu bertujuan untuk terjadinya perubahan perilaku dalam pelaksanaan pelayanan KB, dan meningkatkan pengetahun dan sikap peserta serta muncul perubahan positif dalam masa pandemi Covid, khususnya dalam hal penggunaan kontrasepsi dan mencegah putus pakai alat kontrasepsi. Serta meningkatkan capaian pelayanan KB yang MKGP dan non MKGP yang aman dan berkualitas.
Kegiatan itu menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sementara, materi yang disajikan adalah perubahan perilaku dalam bekerja di masa Covid, strategi pelayanan KB di masa pandemi Covid, protokol kesehatan di masa pandemi Covid, komunikasi konseling efektif kepada aseptor pada masa Covid, dan peran faskes dalam pelayanan KB di masa pandemi Covid. (YAMIN)