PARIGI – Kasus keracunan makanan yang dialami warga di Posko pengungsian Kabonena dan Tipo, Kota Palu hingga kini masih dalam penyelidikan aparat kepolisian dan pihak terkait lainnya.
Termasuk menelusuri dugaan bantuan nasi bungkus yang menyebabkan puluhan warga keracunan itu berasal kabupaten Parigi Moutong.
Terkait kasus itu, Camat Parigi, Idham Baho angkat bicara Idam Bahwa, yang dikonfirmasi Jum’at (25/1), mengakui, saat itu pihaknya, yang membawa bantuan berupa nasi bungkus di posko induk Kabonena.
Bantuan tersebut sebelumnya dimasak di Parigi, kemudian diserahkan kepada relawan yang berada di Posko Kabonena. Ia mengaku, pihaknya sebatas membawa makanan tersebut sampai diposko. Selanjutnya penanganan ditangan para relawan, bukan staf kecamatan.
Makanan tersebut didroping sekitar pukul 09.00 wita di posko pengungsian. Namun informasi tentang adanya korban keracunan baru diketahui sekitar pukul 14.00 Wita melalui koordinator posko Kabupaten Parimo yang ada di Kabonena.
“Kalau makanan siang itu berarti bukan dari Kecamatan Parigi. Karena makanan yang kita bawa itu jam 9.00 Wita. Sedangkan informasi keracunan pada pukul 13.00 Wita,” Ujarnya.
Dikatakan,jika makanan tersebut dikonsumsi pagi hari maka minimal setengah jam setelah dikonsumsi sudah bereaksi. Idham juga mengaku telah dimintai keterangan oleh penyidik di Polres Palu.
“Saya baru kemarin ditanya penyidik. Saya jelaskan seperti itu. Untuk lebih jelasnya bisa ditanyakan kepada Renaldi (koordinator posko),” Terangnya.
Renaldi yang diketahui sebagai pihak yang mengkoordinir bantuan dari Parimo di posko Kabonena, ketika dikonfirmasi mengakui sudah biasa mengantarkan bantuan ke Kabonena dan Tipo.
Terkait dengan insiden tersebut pihaknya mengaku bantuan itu bukan atas nama pemerintah melainkan pribadi yang kebetulan berasal dari kecamatan Parigi. Sehingga dibawa ke Kabonena, sebab posko Parigi berada di Kabonena.
“Bantuan itu dibagikan oleh relawan,” Kata dia.
Menurut Renaldi, makanan sekitar 200 bungkus tersebut dibagikan pada pukul 9.00 wita. Sebelum dibagikan, makanan tersebut dicicipi terlebih dulu. Setelah dikonsumsi, tidak ada yang mengalami keracunan. Sementara korban mulai keracunan sekitar pukul 14.00 Wita, sesuai informasi yang diterima.
“Sebelum dibagi dibagi dimakan dulu. Tidak ada apa-apa, bahkan ada anak-anak yang sempat makan,” Ungkap Renaldi.
Menyikapi insiden tersebut Sekkab Parimo, Ardi Kadir , bahwa penanganan pengungsi yang dilakukan Pemkab Parimo sebenarnya sudah sejak lama pindah dari Kabonena ke wilayah Salua, kemudian pindah lagi Desa Bangga, Kabupaten Sigi. (MAWAN)