PALU – Kepala Kantor Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Tanwir Malihat, mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap pembatasan peserta UMKM dan ekonomi kreatif dalam Festival Lestari, yang mengakibatkan banyak pelaku ekonomi kreatif di wilayah tersebut tidak dapat berpartisipasi.
“Hanya lima peserta UMKM dan ekonomi kreatif per kecamatan yang diikutsertakan dalam festival ini. Untuk Kecamatan Kulawi, ada kopi dari Bolapapu, gula aren dari Salua, tali enu, baju dari kulit kayu Desa Mataue, dan anyaman dari daun pandan hutan, bambu, serta rotan dari desa Toro,” ujar Tanwir Malihat kepada media ini di lokasi Festival Lestari, Sabtu 24/6.
Namun demikian, masih banyak peserta ekonomi kreatif lainnya yang tidak dapat dilibatkan dalam Festival Lestari, seperti kerajinan belanga tanah, bosara dari rotan, topi rotan, kursi rotan, tudung makanan dari rotan, kursi bambu, dan banyak lagi.
“Padahal, jika mereka juga ikut serta, dapat membantu mempromosikan kerajinan mereka. Dalam waktu dekat akan diadakan Festival Danau Lindu, dan saya akan mengikutsertakan semua UMKM dan ekonomi kreatif di Kecamatan Kulawi,” tambahnya.
Dengan demikian, dia mengharapkan festival mendatang ini dapat menjadi wadah bagi seluruh pelaku ekonomi kreatif di Kulawi, untuk memperkenalkan produk-produk mereka kepada masyarakat luas. Pembatasan yang ada saat ini diharapkan lebih dilonggarkan agar potensi dan kreativitas pelaku ekonomi di wilayah ini dapat terus berkembang.
Di tempat terpisah Ketua Pokdarwis ( Kelompok Sadar Wisata,red) Desa Toro Kecamatan Kulawi Gusno mengatakan, Desa Toro baru-baru ini mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata RI masuk 500 besar desa wisata terbaik dalam ajang anugerah Desa wisata Indonesia.
Pada festival lestari ini, Desanya memamerkan kerajinan dari daun pandan hutan dan kerajinan dari bambu dan rotan, seperti bakul, tikar, toru/ topi petani dan tapis beras serta penjaring ikan.
Reporter: IRMA/Editor: NANANG