PALU – Sejumlah massa yang tergabung dalam Serikat Buruh Container Sulawesi Tengah-Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (SBTCST-FNPBI) melakukan unjuk rasa di Kantor Wali Kota Palu, Senin (01/11). Kedatangan pengunjuk rasa mewakili keresahan buruh transportasi akibat pendistribusian solar yang dianggap mempengaruhi kinerja hingga kehidupan buruh transportasi.
Selain panjangnya antrean solar di setiap SPBU yang ada di Kota Palu, penjatahan bagi mobil kapasitas besar sebanyak Rp250 ribu per mobil juga dianggap menjerat kehidupan para buruh. Mereka meminta penambahan kuota solar menjadi Rp400 ribu per mobil.
Selain itu, para sopir kontainer tersebut juga meminta pemerintah daerah melakukan penertiban terhadap mobil-mobil “siluman” di SPBU. Apabila tuntutan tidak dipenuhi, para buruh akan melakukan mogok kerja.
Para pengunjuk rasa diterima oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Setda Kota Palu, Moh. Rifani, di ruang rapat Bantaya Balai Kota Palu.
Rifani mengatakan, tuntutan terkait penambahan kuota solar menunggu hasil kajian dari pihak Pertamina dan Hiswana Migas.
“Hasilnya nanti akan dirapatkan kembali dengan pemerintah, pihak Pertamina, Hiswana Migas, pemilik perusahaan, perwakilan buruh dan pihak lainnya,” katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, telah menyurat kepada Gubernur Sulawesi Tengah untuk mengusulkan kebutuhan BBM Solar tahun 2022.
Dalam surat tertanggal 26 Oktober 2021 tersebut Pemerintah Kota Palu sudah mengusulkan BBM Solar tahun depan sebesar 34.820 kilo liter dari jatah Kota Palu tahun 2021 yang sebesar 26.390 kilo liter.
Reporter : Hamid
Editor : Rifay