SIGI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi telah merilis angka kekerasan terhadap anak di daerah tersebut, periode Tahun 2017 sampai Agustus 2018, sebanyak 52 kasus. Total kasus tersebut didominasi pelecehan seksual yang pelakunya adalah orang terdekat.
Hal itu dinilai berdampak pada pertumbuhan dan kehidupan anak saat mereka dewasa nanti.
“Makanya hal ini perlu dicegah bersama dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memberikan perlindungan optimal terhadap anak itu sendiri. Orang tua merupakan harapan besar bagi anak dalam tumbuh kembangnya,” kata Bupati Sigi, Moh Irwan Lapatta pada puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2018, di Desa Jono Oge, Kecamatan Sigi Biromaru, Kamis (09/08).
Sehingga, kata dia, perlu memberikan pemahaman yang komprehensif dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak agar menghasilkan generasi penerus yang genius.
“Sebab anak genius tidak terbatas pada bidang akademik saja, melainkan bidang lainnya seperti olahraga, seni dan budaya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, khususnya di pasal 2,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, HAN sendiri diperingati setiap tahunnya, sebagai upaya menjamin pemenuhan hak anak atas hak hidup dan tumbuh mereka, serta berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan dan mendapat perlindungan dari kekerasan.
“Makanya kami meminta, jadikan hari anak ini sepenuhnya menjadi milik anak Indonesia, sehingga setiap anak berkesempatan untuk mengekspresikan diri dalam berbagai kegiatan positif,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, hari anak juga menjadi momentum penting untuk menggugah keramahan dan kepedulian agar anak menjadi pewaris bangsa yang berkualitas.
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Sigi Paulina, Ketua DPRD Moh Rizal Intjenae, Kapolres Sigi, Ketua PKK, para pimpinan OPD, serta tokoh masyarakat dan pihak terkait lainnya. (HADY)
