PARIMO – Bupati Parigi Moutong (Parimo), Erwin Burase menelusuri penyebab penumpukan beras dan gabah milik petani yang hingga kini belum terjual dan masih tersimpan di sejumlah gilingan.
Erwin menilai, persoalan tersebut harus segera mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.
“Saya akan mengundang Kepala Dinas Ketahanan Pangan untuk menelusuri lebih jauh. Kalau terjadi penumpukan beras dan gabah, maka solusinya harus segera ditemukan,” ungkap Erwin, Rabu (29/10).
Menurutnya, jika kondisi ini dibiarkan berlarut, beras petani berpotensi mengalami kerusakan dan menimbulkan kerugian besar bagi para petani. Bahkan, sebagian petani dikabarkan mulai mengancam akan mogok menanam jika masalah ini tidak segera ditangani.
Sebagai langkah awal, pemerintah daerah akan menyurati pihak Bulog agar dapat mengambil dan menyimpan beras milik petani, sekaligus membantu menjaga kualitas hasil panen.
“Langkah itu diharapkan dapat mencegah kerusakan hasil panen serta membantu petani mempertahankan kualitas beras dan gabah mereka,” ujarnya.
Terkait dugaan penutupan akses pembelian beras dari luar daerah seperti Sulawesi Utara dan Gorontalo, Bupati Erwin mengaku belum mengetahui secara pasti pihak yang melakukan kebijakan tersebut.
“Saya tidak tahu kalau ada penutupan seperti itu. Nanti akan kita coba telusuri,” jelasnya singkat.
Ia menjelaskan, saat ini Kabupaten Parimo tengah mengalami surplus hasil panen, namun penyerapan pasar menurun karena berkurangnya pembeli dari luar daerah. Kondisi ini turut dipengaruhi oleh ketidakseimbangan distribusi dan tekanan inflasi.
“Kalau harga beras terlalu murah, petani yang susah. Tapi kalau terlalu mahal, masyarakat yang dirugikan. Di situlah kehadiran pemerintah untuk menjaga keseimbangan,” pungkasnya.

