BUOL – Situasi keamanan di Kabupaten Buol, Rabu (18/10), memanas. Situasi ini dipicu penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang kepada seorang bocah berusia lima tahun (MS), di Dusun Bundo, Kelurahan Leok II, Kecamatan Biau.
Penganiayaan yang berkibat kematian itu memantik reaksi. Dua rumah milik pelaku dibakar. Sebuah bengkel yang juga milik pelaku beserta dua unit sepeda motor dirusak massa.
Berdasarkan informasi dari kepolisian, peristiwa tragis itu terjadi ketika MS bersama ayahnya (Safrudin), mengantarkan ibunya yang bekerja di rumah makan RSUD Buol, dengan mengendarai sepeda motor. Mereka tinggal di Bumi Dipa, Kelurahan Buol, Kecamatan Biau.
Saat kembali dan lewat di Dusun Bundo, mereka dihadang sekelompok orang yang berjumlah sekitar enam orang. Salah satu dari kelompok orang tersebut sempat bertanya, “kenapa kamu teriak-teriak disini”.
Safrudin menjawab tidak ada yang teriak.
Tanpa banyak tanya, Safrudin langsung dipukul menggunakan balok kayu dan parang. Naas, pukulan itu justru mengenai bagian belakang kepala bocah MS dan seketika itu jatuh dari sepeda motor.
Safrudin tidak melawan. Dia memilih mengangkat dan langsung membawa anaknya ke RSUD setempat. Sayangnya, nyawa MS tidak tertolong alias meninggal dunia.
Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto, membenarkan kejadian tersebut. Di rumah duka, kata Hari, Kapolres Buol AKBP Budi Priyanto sudah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aksi balas dendam.
Namun selesai pemakaman, sekitar 600 orang mendatangi Dusun Bundo dan secara spontan langsung membakar rumah pelaku AR alias Ag, sekaligus merusak rumah pelaku SR alias Lt dan sebuah bengkel beserta dua unit sepeda motor.
Pasca kejadian itu, polisi telah menangkap tiga pelaku, yakni berinisial AR alias Ag, SR alias Lt, dan Ir alias If.
Polisi masih mengejar beberapa pelaku lain yang telah diketahui identitasnya.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Polres Buol menyiagakan satu peleton Brimob kompi Buol, satu peleton Brimob Kompi Tolitoli dan satu peleton Brimob kompi Biromaru. Para personel menyekat massa di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kata Hari, upaya lain yang tengah dilakukan kepolisian adalah melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat, pemuda, aparat kelurahan dan kecamatan setempat.
Hari berharap kepada seluruh masyarakat, baik yang ada di sekitar TKP maupun masyarakat Buol pada umumnya untuk tidak melakukan tindakan anarkis dan main hakim sendiri.
“Situasi sekarang sudah mulai kondusif. Serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk bekerja secara maksimal, sehingga dapat mengungkap apa motif dari penganiayaan tersebut,” kata mantan Kapolres Buol itu. (FALDI)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.