PARIGI MAUTONG – Kementrian Badan Usaha Milik Negera bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong tengah membangun hunian sementara (Huntara).

Tercatat ada sebanyak 1.150 rumah di Kabupaten Parigi Moutong mengalami kerusakan, diantaranya 318 rumah warga rusak berat, 279 rusak sedang dan rusak ringan 553.

Sementara Pemerintah hanya bisa membangun empat unit, tersebar diempat kelurahan di Kecamatan Parigi bagi warga yang terkena dampak gempa belum lama ini.

Huntara yang berukuran 6 x 8 meter dilengkapi dengan beberapa fasilitas diantaranya MCK dibangun di pantai Kelurahan Maesa, Loji, Bantaya dan Kampal.

Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Parigi Moutong, Rahmat ST ditemui Selasa (16/10) mengatakan, pembangunan barak itu merupakan bantuan Kementerian BUMN melalui dana CSR yang akan diperuntukan bagi warga korban gempa, khususnya mereka yang rumahnya sama sekali tidak bisa ditinggali lagi akibat gempa yang terjadi Jum’at 28 September lalu.

“Sesuai petunjuk Pak Bupati, yang tinggal di huntara itu adalah warga yang rumahnya mengalami rusak berat akibat gempa. Huntara ini dikoordinir oleh BNI cabang Parigi dibawah pengawasan Pemda Parigi Moutong melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman,” jelasnya.

Kata dia, Huntara yang tengah dikerjakan oleh PT Wika tersebut dapat menampung sekitar 30 orang warga.

“Warga yang akan menempati huntara nanti akan diatur melalui Pemerintah Kelurahan. Yang jelas harus warga yang benar benar sudah tidak memiliki rumah karena rumahnya rusak berat akibat gempa,” jelasnya.

Target pengerjaan diperkirakan akan selesai dalam waktu beberapa hari kedepan. Khusus kelurahah Bantaya dan Maesa, proses pengerjaannya sudah mencapai 90 persen.

Sementara Kelurahah Loji 50 persen dan Kelurahan Kampal 40 persen, sehingga targetkan pembangunannya akan selesai secepatnya dalam waktu 4 hingga 5 hari kedepan karena akan ditinjau langsung oleh Menteri BUMN. (MAWAN)