SIGI – Pengurus Besar (PB) Alkhairaat melalui Badan Usahan Milik Alkhairaat (BUMA), melaksanakan panen raya perdana padi organik atau syustim of rice intensification (SRI), di Desa Walatana, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Selasa (05/03).
Ketua utama Alkhairaat, Habib Sayid Alwi bin Saggaf Aljufri, Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi mewakili Bupati Sigi Mohamad Irwan, Dinas Pertanian Sulteng Nelson Matuban serta Yusuf Suharso mewakili direktur PT.Vale hadir dalam acara tersebut.
Acara panen raya padi organik bertempat persawahan tersebut, di awali dengan pemotongan padi organik oleh sejumkah pejabat yang hadir, dan disambut meriah oleh masyarakat setempat.
Ketua utama Alkhairaat di kesempatan itu memberikan apresiasi pada kelompok tani karangtaruna Desa Walatana, yang telah tekun mengolah pertanian organik sehingga menghasilkan padi yang melimpah.
“Alhamdulilah apa yang di hasilkan hari ini perlu di syukuri dan para dasarnya konsep dasar ekonomi yang dilakukan Alkhairaat itu adalah untuk keumatan, tanpa membedakan suku dan agama dan inilah yang dilakukan oleh BUMA,” kata Habib Alwi.
Dirinya juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak khusunya, PT.Vale bersama rekan lainnya, Pemda Sigi dan Pemprov Sulteng, Pemerintah Kecamatan Dolo Selatan dan Pemerintah Desa Baluase khususnya masyarakat Desa Baluase yang terus semangat dan mendorong program yang dilakukan saat ini.
Sementara Nelson Metubun mengatakan, Sulawesi Tengah menjadi salah satu daerah penyangga pangan bagi Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) yang terletak di Pulau Kalimantan. Tentunya dibutuhkan beras sebanyak 5,3 juta ton pertahun dan angka ini cukup fantastis yang mana ini menjadi dorongan bagi Sulawesi Tengah, sebagai penyokong pangan di wilayah tersebut.
“Dengan kebutuhan yang cukup besar itu, maka Sulawesi Tengah perlu memacu khususnya daerah darah produksi pangan, salah satunya Kabupaten Sigi ini”terangnya.
Dirinya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh PB Alkhairaat melalui BUMA yang bekerjasama dengan PT.Vale dengan menggerakkan pertanian yang ada di Kecamatan Dolo Selatan, khusunya dalam pertanian padi organik. Tentunya hal ini harus di dorong kata Nelson, dan di ketahui Kabupaten Sigi sebagai salah satu daerah lumbung pangan sebelum gempa.
Namun dengan terjadinya gempa 2018 lalu lanjutnya, ada sekitar 8000 hektar lahan pertanian yang ikut terdampak dan tidak bisa berproduksi. Olehnya, Kabupaten Sigi harus bangkit lagi “seperti yang kita lihat saat ini menjadi bagian tumbuhnya ekonomi pangan di Desa Walatana,”ujarnya.
Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi di kesempatan itu menyatakan apresiasi pada Alkhairaat melalui BUMA yang telah menggandeng PT.Vale dengan menggerakkan sektor pangan, khusunya dalam pertanian padi organik.
‘ini akan menjadi langkah awal dan Pemda Sigi akan siap mendukung apa yang dilakukan oleh Alkhairaat untuk masyarakat Desa Baluase khususnya masyarakat Sigi,” kata Samuel.
Reporter : Hady
Editor : Yamin