PALU – Mahasiswa Pencinta Musholla (MPM) Al-Iqra Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako (Untad), menggelar kegiatan launching dan bedah buku “The Miracle of Al Qur’an”, Senin (17/03), di aula BRIDA Provinsi Sulteng.

Buku karya Prof. Wahyuningsih, S.E., M.Sc., Ph.D ini mengupas berbagai pengalaman dan keajaiban dalam Al-Qur’an dari sisi ilmiah, spiritual, dan sosial, baik yang dialami sendiri oleh penulis, maupun beberapa pihak lain.

Selain dihadiri oleh penulis sendiri, kegiatan launching tersebut juga dihadiri Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin.

Prof. Wahyuningsih merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pemasaran pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untad.

Saat ini, istri dari mantan Penjabat Bupati Banggai Kepulauan itu juga baru saja dilantik menjadi Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Untad.

Prof. Wahyuningsih menyerahkan buku The Miracle of Al-Qur’an kepada Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin. (FOTO: media.alkhairaat.id/Rifay)

Buku ini terinspirasi dari proses belajar Al-Qur’an yang dilakukan Wahyuningsih dalam berbagai kajian, baik secara online maupun offline. Saat ini, ia sedang menjadi salah satu jama’ah Majelis Maqbul Qur’ani (MMQ).

Titik balik mengenal dekat dan cinta Al-Qur’an bermula pada waktu pandemi Covid Tahun 2020, di mana semua materi duniawi yang dikumpulkan seolah tidak berarti ketika harus berdiam diri di rumah.

Semenjak itu, semangatnya untuk belajar Al-Qur’an terus membara karena banyak sahabat-sahabatnya di berbagai majelis ilmu yang saling mengingatkan, menguatkan dan mendoakan.

“Saya selalu meyakini bahwa nikmat rezeki terbaik, termulia, terindah di atas muka bumi ini itu adalah belajar Al-Qur’an. Itu keyakinan saya. Jadi kalau jabatan, mobil, rumah itu mah recehan. Enggak ada artinya, enggak ada apa-apanya,” kata Prof. Wahyuningsih, mengawali sambutannya saat bedah buku

Doktor (S3) jebolan Monash University, Melbourne Australia, ini menambahkan, nikmat tertinggi, termulia yang selalu ia azamkan dan hujamkan dalam hati, apabila Allah memberikannya kesempatan belajar Al-Qur’an.

“Jadi hari ini menurut saya adalah rezeki termulia yang Allah berikan. Enggak ada artinya jadi ibu bupati, 1000 ajudan. Security di depan rumah saya itu 24, ada yang bawakan tas, bawakan handphone, ada yang bukakan pintu mobil. Kurang lebih tiga tahun saya mengalami seperti itu. Nikmat duniawi iya. Tapi tidak senikmat dan seindah pada saat saya belajar Al-Qur’an,” ungkap Magister Bidang Bisnis Internasional dari Groningen University, Belanda itu.

Baginya, keliling Eropa selama menjalani pendidikan magister dan doktor, juga tidak bernilai apa-apa.

“Jadi keliling Eropa tuh menurut saya biasa aja, dan itu short time, sifatnya cepat hilang. Tapi kalau saya belajar Al-Qur’an, ademnya itu luar biasa,” katanya.

Ia juga berpesan kepada para peserta bedah buku untuk selalu bersyukur atas apapun yang diberikan Allah Subhanahu Wa Taala.

“Kan mengucapkan Alhamdulillah tuh enak pada saat kita dikasih yang enak-enak sama Allah. Tapi bisakah kita tetap bilang Alhamdulillah ketika kita sakit? Jadi apapun yang terjadi, kita harus tetap bersyukur. Bisa jadi 2 tahun kemudian kita baru paham bahwa itu loh yang terbaik buat kita,” kata wanita kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur itu.

Ia pun mengajak peserta untuk tak lupa bersalawat kepada Nabi Besar Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam dan selalu berikhtiar untuk mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan.

“Usahakan untuk bisa mendakwahkan ajarannya, tanpa harus menghadirkan orang. Dakwah kita bisa di rumah, sebagai ibu, sebagai tante. Kita bisa dakwah di level mana aja atau di dalam jangkauan mana yang kita mampu,” ujarnya.

Dengan begitu, kata dia, maka cita-cita pertemuan dengan Allah pada saat hari terakhir dijemputnya, itu adalah pertemuan terbaik.

“Dan selalu berdoa, mudah-mudahan Allah juga rindu saya. Rasulullah juga rindu saya. Dan rindu kita semua umatnya. Insyaallah kita berada di sini, kita bersaudara karena Al-Qur’an,” tutupnya

Sementara itu, Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, mengapresiasi MPM Al-Iqra Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah menggelar kegiatan tersebut.

Menurutnya, kegiatan itu tidak hanya menyemarakkan Ramadhan, tetapi juga memperkaya wawasan keislaman melalui literasi yang berkualitas. Baginya, buku yang dilaunching kali ini merupakan karya yang sangat berharga.

“Buku ini membahas keajaiban-keajaiban Al-Qur’an dari berbagai perspektif ilmiah, spiritual, hingga sosial menunjukkan bahwa Al-Qur’an bukan hanya sebagai kitab suci, tetapi juga sebagai sumber ilmu pengetahuan yang tiada habisnya untuk dikaji,” katanya.

Ia berharap, kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk semakin mendalami Al-Qur’an, mengambil hikmah dari setiap ayatnya, mengamalkan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari.

“Terlebih lagi, di tengah era digital saat ini, kita harus mampu menjadikan literasi islam sebagai benteng dalam menghadapi berbagai tantangan zaman, agar tetap teguh dalam keimanan dan memiliki pemahaman agama yang lebih mendalam,” katanya. RIFAY