PALU – Ketua Utama Alkhairaat HS.Alwi bin Saggaf Aljufri Kamis (01/05) mengatakan, dalam kurikulum mata pelajaran Kealkhairaatan, perlu memasukan sejarah Alkhairaat yang ada di daerah-daerah. Hal ini menjadi pengayaan wawasan bahwa, Alkhairaat itu tidak hanya terfokus di pusat saja.
Pendiri Alkhairaat HS Idrus bin Salim Aljufri dalam perjalanan pengembangan Alkhairaat di setiap daerah menitipkan murid-muridnya, untuk mengajar dan mengembangkan pendidikan di wilayah itu.
“Jadi muatan kurikulum Kealkhairaatan itu juga harus mencantumkan ustad-ustad yang sudah membangun pendidikan di daerah tersebut, seperti di Kalimantan ustad siapa dan beberapa daerah lainnya untuk kita angkat sejarahnya, sehingga tidak hanya sejarah yang ada di Alkhairaat pusat saja,” kata Habib Alwi dalam rapat evaluasi program kerja PB Alkhairaat bertempat di ruang rapat PB Alkhairaat.
Bila dilihat buku Kealkhairaatan yang ada saat ini lanjutnya, hanya mengisahkan pengembangan kealkhairaatan yang dilakukan oleh Guru Tua di pusat dan perjalanannya, sementara pengembangan Alkhairaat yang ada di daerah-daerah itu belum tersentuh.
Dengan adanya sejarah pengembangan Alkhairaat yang di angkat dari daerah-daerah dalam buku Kealkhairaatan kata Habib Alwi bin Saggaf Aljufri, maka semua orang akan tahu khususnya siswa-siswi yang belajar di Alkhairaat di semua tingkatan.
Tentu ini juga lanjut Habib, akan membangun kembali hubungan yang baik pada keluarga para ustad yang telah membangun Alkhairaat di daerah tersebut. Senada dengan itu, Ketua Umum PB Alkhairaat Habib Mohsen Aljufri menyambut baik keinginan tersebut, dan pihak PB Alkhairaat akan menyurati Komwil maupun Komda Alkhairaat untuk mencari dan mendata sejarah ustad-ustad yang mengembangkan Alkhairaat di wilayah itu.
“Ini tentunya sangat baik dan akan menjadi pengayaan bagi materi dalam buku kealkhairaatan yang akan kita revisi,” kata Habib Mohsen.
Reporter: Hady/Editor: Nanang