PARIMO – Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) memastikan satu anggota jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang tewas tertembak saat kontak tembak dengan Satgas Madago Raya di Pegunungan Salubanga, Parigi Moutong (Parimo) kemarin, bukan Jaid alias Pak Guru, tetapi Suhardin Alias Hasan Pranata.
Kapolda Sulteng, Irjen Pol, Rudy Sufahriadi, mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, tepatnya 11 Mei 2021 di Desa Kalimago, Lore Utara, kelompok MIT mengeksekusi empat warga pada bulan Ramadhan yang dinilai sangat tepat untuk melakukan amaliah menurut pemahaman mereka.
“Maka Satgas memperketat pengamanan, dan tetap melakukan langkah-langkah pengejaran bersama Polres parimo, turut mencari dan mencegah supaya para DPO tersisa tidak beraksi,” ungkapnya saat di dampingi Dandrem Tadulako dan wakil Kepala Bin, saat konferensi pers di Mapolsek Sausu, Kamis (28/04).
Ia menuturkan, salah seorang anggota MIT saat baku tembak, berhasil melumpuhkan Suhardin karena mencoba melakukan perlawanan dengan menggunakan bom lontong, sehingga barang bukti telah diamankan bersama Babuk lainnya.
“Yang tertembak bukan Askar alias Jadi alias Pak Guru,yang tertembak Suhardin alias Hasan Pranata,sudah dilakukan cek semuanya. Saat ini pihak keluarganya juga datang melihat,dan jenazah sudah berada di rumah sakit Bhayangkara Palu,”jelasnya.
Selaku penanggung jawab operasi Madago Raya, dirinya berharap sisa anggota MIT berjumlah orang agar menyerahkan diri.
Ia mengaku, pihaknya memberikan kesempatan anggota MIT untuk segera menyerahkan diri, jika tidak selalu PJKO bersama dandran dan lainnya sepakat untuk mencarinya mereka sampai dapat.
“Saya berharap dua DPO yang tersisa agar segera menyerahkan diri kepada aparat atau Satgas,jika tidak maka akan kami kejar sampai dapat,”tegasnya.
Ia menambahkan, saat ini anggota MITtinggal dua orang yakni, Askar alias Jaid alias pak guru dan Nae Alisa Galuh alias Muchlass.
Reporter: Mawan
Editor : Yamin