PALU – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu, merilis hasil Sensus Pertanian 2023. Data ini tidak hanya mencerminkan keragaman sektor pertanian, tetapi juga menjadi landasan untuk kebijakan yang berkelanjutan dan pembangunan agraris yang berdaya.
Kepala BPS Kota Palu, GA Nasser, mengatakan, variabel-variabel yang didiseminasikan pada diseminasi hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2023, pada tahap I ( 4 dan 15 Desember 2023) melingkupi usaha pertanian dan Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP), menurut jenis unit usaha, subsektor, gurem, jumlah RTUP, UTP, dan petani gurem.
Demografi usaha pertanian meliputi, kelompok umur, jenis kelamin. Petani milenial seperti jumlah petani milenial menurut umur dan lahan yang dikuasai.
Ia mengatakan, dalam ST2023 ada 8 indikator Demografi Pengelola Usaha Pertanian, yakni kelompok umur, jenis kelamin, lahan yang dikuasai, golongan luas lahan, dan golongan luas lahan.
Selanjutnya, urban farming, jumlah RTUP dan UTP urban farming, penggunaan pupuk dan klasifikasi penggunaan pupuk.
Komoditas yang paling banyak diusahakan UTP serta jumlah sapi dan kerbau di unit usaha pertanian.
“Data lengkap dan rinci lainnya akan akan didiseminasikan pada Hasil Pencacahan Lengkap Sensus Pertanian 2023 Tahap II tanggal 15 April 2024 mendatang,” ujarnya, Selasa (12/12).
Menurut GA Nasser, jumlah usaha pertanian hasil ST2023 sebanyak 7.312 unit, naik sebesar 4,60 persen dibanding tahun 2013 yang sebanyak 6.990 unit.
Jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) sebanyak 7.288 unit, naik 4,44 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 6.978 unit.
Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 2 unit, turun 50 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 4 unit serta jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) tahun 2023 sebanyak 22 unit, naik 175 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 8 unit.
Untuk jumlah usaha pertanian menurut subsektor yakni, UTP mendominasi usaha pertanian di semua subsektor, di mana UTP terbanyak terdapat di subsektor peternakan, mencapai 3.783 unit usaha.
UPB terdapat di subsektor peternakan dan subsektor jasa pertanian.
Sementara itu, UTL terbanyak terdapat di subsektor hortikultura, yakni 17 unit usaha, komposisi petani berdasarkan umur dan sebaran generasi, yakni post generasi Z, lahir tahun 2013 dan sebagainya. Perkiraan usia sekarang s.d. 10 tahun.
Jumlah RTUP gurem berkurang sebanyak 73 rumah tangga (1,80 persen) dalam 10 tahun terakhir.
Seperti data yang terdapat di delapan kecamatan di Kota Palu, yakni Kecamatan Palu Barat, jumlah RUTP Gurem sebanyak 170 RTUP, Kecamatan Ulujadi sebanyak 782 RTUP, Tatanga sebanyak 670 RTUP, Palu Selatan sebanyak 522 RTUP, Tawaeli sebanyak 721 RTUP, Palu Utara sebanyak 343 RTUP, Mantikulore sebanyak 703 RTUP dan Kecamatan Palu Timur sebanyak 77 RTUP.
Sementara ada 10 Komoditas yang paling banyak diusahakan di Kota Palu, seperti ayam kampung (16,55%), kambing potong (15,86%), sapi potong (15,50%), ubi kayu (13,88%), cabe rawit (9,97%), kelapa (7,75%), kemiri (7,71%), jagung hibrida (6,71%), pisang kepok (6,54%) dan alpukat ( 5,31%).
Reporter : Irma
Editor : Rifay