PALU – Sebanyak 110 orang mengikuti pelatihan yang digelar oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sebagai persiapan menjelang Sensus Pertanian (SP) Tahun 2023, Senin (22/05).

Kegiatan sensus akan berlangsung secara serentak di seluruh wilayah di Indonesia mulai tanggal 1 Juni – 31 Juli 2023 mendatang.

Dari 110 peserta itu, di bagi menjadi empat kelas. Petugas Pendataan Lapangan (PPL) 86 orang, Petugas Pemeriksa Lapangan (PML) 16 orang, Koseka (Koordinator Lapangan) 4 orang dan 4 orang lainnya peserta Sit-in (dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu).

Sementara fasilitator merupakan Instruktur Nasional (Innas) sebanyak 1 orang dari BPS Provinsi Sulawesi Tengah dan Instrukstur Daerah 3 orang dari BPS Kota Palu.

Ketua Panitia penyelenggaraan Pelatihan, Ni Nyoman Sri Suyasni Pura, mengatakan, dalam pelatihan pihaknya juga melakukan evaluasi peserta, seperti, penilaian komponen substansi teknis (hardskill) dengan bobot 60% dan penilaian sikap perilaku dengan bobot 40%. Penilaian hardskill, kata dia, diperoleh dari nilai Tugas Mandiri, Kuis dan Pendalaman.

Penilaian sikap dan perilaku (softskill) meliputi kedisiplinan, kerjasama dan prakarsa seluruh peserta yang diamati selama pembelajaran berlangsung. Panitia telah menyiapkan hadiah bagi peserta yang mendapatkan nilai tertinggi (terbaik1 dan 2).

“Tujuan dari penyelenggaraan ini adalah memberikan pemahaman tentang materi kuesioner, buku pedoman, dan instrumen lainnya yang akan digunakan pada pelaksanaan lapangan ST2023.
Memberikan bekal kepada petugas agar memiliki motivasi dan semangat dalam melaksanakan pendataan lapangan pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2023,” jelasnya.

Menurutnya, metode pembelajaran dilakukan dengan tatap muka dengan metode sinkronus dan asinkronus serta praktek wawancara dengan responden petani (role playing), waktu pembelajaran/ pelatihan dilaksanakan selama empat hari efektif pada tanggal 22 sd 25 Mei 2023. Total waktu pembelajaran adalah 52 jam pelajaran.

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Sulteng yang diwakili oleh Kabag Umum, Imron Taufik, mengatakan, tantangan pertanian dan pangan nasional meliputi, pengetahuan dan adopsi teknologi yang masih rendah, tekanan permintaan pangan domestik terus meningkat dan dukungan sarana dan prasarana produksi belum optimal dan lemahnya implementasi food losses dan waste management.

Selanjutnya, prevalensi stunting dan gizi buruk masih relatif tinggi di sejumlah – wilayah dan ageing farmers & regenerasi petani.

Dominasi pertanian skala kecil dan tidak berkelanjutan, konversi lahan pertanian dan dampak perubahan iklim.

“Sensus Pertanian Tahun 2023 ini adalah Sensus yang ke-7 yang digarap sejak Sensus Pertanian pertama tahun 1963,” katanya.

Menurutnya, ST-2023 dilakukan untuk mengakomodir variabel yang dibutuhkan untuk kelengkapan data pertanian berkembang sangat dinamis, menjawab kebutuhan data baik di level nasional maupun internasional, dan dirancang untuk memperoleh hasil yang akurat.

Sensus Pertanian ini menjadi kegiatan besar yang terdiri dari rangkaian tahapan aktivitas yang diawali dengan perencanaan, persiapan, pengumpulan data, penyajian, dan analisis data.

Di akhir pembukaan pelatihan, disosialisasikan produk BPJS Ketenagakerjaan dan cakupan asuransi ketenagakerjaan pada petugas ST-2023, dilanjutkan penyerahan secara simbolis Asuransi Ketenagakerjaan pada mitra staf rutin BPS Kota Palu yang meninggal dunia karena sakit.

Reporter : Irma
Editor : Rifay