PALU – Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Tengah menargetka perampungan pekerjaan rehab kampus Universitas Tadulako (Untad) Tahun 2021 mendatang.
“Selambat-lambatnya selesai tahun 2021 tapi yang kita akan analisa segera itu yakni ruang kuliah, dan saat ini sudah mulai dikerjakan sekalipun dalam situasi seperti adanya Covid-19 namun terus dikerjakan,” kata Kepala BPPW Sulteng, Ferdinan Kanalo, Ahad (05/04).
Ferdinan menjelaskan, kerusakan di Kampus Untad ini terdiri dari rusak ringan, sedang dan berat. Seiring dengan itu, kebijakan yang diprioritaskan yakni mengerjaan rusak ringan terlebih dahulu dengan membangun ruang perkuliahan.
“Untuk ruang kuliah kita coba mempercepat dan saat ini sudah dilelang semua. Memang hal ini tidaklah semudah yang kita harapkan. Dalam hal ini Rektor sendiri sebenarnya sudah cukup intens dan sudah berusaha, tapi kemampuannya hanya sebatas meminta dan tidak punya kewenangan lebih untuk mengintervensi pembiayaan. Saya sendiripun sebagai kepala balai tidak bisa main langsung kerja, ada mekanisme mekanisme yang harus kita lalui,” ucapnya.
Ferdinan menjelaskan, seusai perencanaan yang dibuat dan diajukan ke World Bank, maka harus ada uji prinsip terlebih dahulu bahwa yang direhab ini layak atau tidak.
“Inilah yang jadi masalah sehingga kita harus melewati uji prinsip lagi,” ujarnya.
Dia mencontohkan salah satu item, yakni delapan unit bangunan gedung serbaguna yang sudah dalam proses senilai hampir Rp80 miliar dan yang satu unit lainnya senilai Rp10 miliar.
Selain itu, pihaknya juga akan mempercepat perencanaan gedung yang ada, namun kendalanya konsultan juga memiliki ruang lingkup pekerjaan yang terlalu luas sehingga harus menambah konsultan yang baru.
“Kita berharap dengan adanya konsultan yang baru ini, semuanya bisa dipercepat,” harapnya.
Ferdinan menambahkan, pihaknya juga berencana membuat masterplan yang baru yang akan dimasukkan ke konsultan yang baru dan akan dibuatkan kontrak yang baru pula.
“Nah sekarang konsultan sudah kita ikat kontrak namun tidak bisa juga karena kontraknya tidak bisa difungsikan secara adiktif karena uang yang dialokasikan dalam DIPA kita juga belum cukup. Beda jika dibandingan dengan dana BAK yang tangani sekolah-sekolah itu, di mana pengusulan dananya sudah diajukan dari tahun lalu. Begitu ada hal yang akan ditalangi langsung maka dananya langsung keluar,” tuturnya.
Apalagi, lanjut dia, dana dari NGO yang juga beda lagi mekanismenya, dalam artian suka-suka akan dibangunkan apa saja.
Lebih lanjut Ferdinan mengatakan, penggunaan dana yang bersumber dari World Bank, mesti memiliki uji prinsip, termasuk lahan-lahan yang akan dibangun di Kota Palu yang cenderung masih memiliki masalah yang cukup kompleks yang harus dituntaskan terlebih dahulu.
“Persoalan lahan ini yang perlu diluruskan sehingga tidak ada pihak yang merasa lalai dan sebaginya. Karena urusan di Palu ini adalah urusan kita bersama, sehingga kita tidak hanya meminta agar balai yang mengurusi ini, hal ini cukup susah dan tidaklah sesimple itu,” tuturnya.
Namun kini, kata dia, masalah sudah mulai terurai jika dibandingkan tahun lalu, di mana sempat terjadi kebuntuan yang disebabkan dengan persoalan masterplan kawasan yang ada.
“Contohnya Untad. Tahun lalu banyak ditemui kebuntuan seperti soal Amdal, dan tidak adanya masterplan, namun situasinya kini sudah mulai terurai,” ujarnya.
Dalam hal ini, pihaknya juga berterima kasih atas perjuangan Rektor Untad yang sudah berjuang meminta tolong kemana-mana, walaupun memang penggunaan dana World Bank memiliki aturan, di antaranya harus ada dukungan lingkungan, forensik, termasuk memilah-milah untuk menentukan mana bangunan yang rusak ringan, yang rusak sedang dan rusak berat. Intinya penggunaan dana` World Bank ini tidaklah mudah,” tandasnya.
Adapun Rincian Progres Projek Pekerjaan Kampus Untad berdasarkan data dari pihak BPPW Sulteng yakni untuk rehabilitasi tahap 1a yaitu pekerjaan sudah selesai tahun 2019 meliputi rehab 51 bangunan rusak ingan, tahap Ib yang sedang kontrak/proses konstruksi yakni rehab 37 bangunan rusak ringan, dan rehab tahap 1c yang proses sedang lelang berupa pekerjaan rehab 55 bangunan rusak ringan.
Selanjutnya pembangunan gedung serbaguna Untad 1d di tahap 1 sebanyak 8 gedung yang mana prosesnya sedang lelang saat ini dan yang terakhir adalah gedung serbaguna 1d tahap 2 sebanyak 2 gedung yang prosesnya juga sedang lelang. (HAMID)