PALU- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng kembali melakukan aseamen terhadap 14 desa di Kabupaten Parigi Moutong yang terdampak banjir.
“Kami sudah melakukan asesmen pada enam desa dan ada delapan desa lagi yang kembali kami data apa yang menjadi kebutuhan mendesak pascabanjir,” jelas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andi Sembiring di Palu, Kamis (8/6).
Andi mengatakan asesmen dilakukan untuk mengetahui kebutuhan mendesak korban banjir, serta titik luapan air dan kerugian lahan pertanian akibat kejadian tersebut.
“Tidak bisa ditunda lagi, kami kejar data titik luapan dan luasan lahan pertanian akibat banjir,” tuturnya.
Usai melakukan asesmen, BPBD Sulteng langsung berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membagi kewenangan dan pekerjaan pascabanjir.
Andi menyebutkan BPBD Sulteng sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi adanya banjir lagi termasuk penyediaan alat berat untuk melakukan normalisasi sungai.
“Kami pemerintah berupaya sebaik mungkin untuk menangani 14 desa tersebut agar pascabanjir perekonomian masyarakat bisa pulih kembali,” terangnya.
Terkait dengan logistik, Andi mengemukakan bahwa BPBD sudah memenuhi kebutuhan tersebut, namun sesuai dengan permintaan masyarakat agar yang diutamakan adalah penanganan sungai.
“Logistik ada dipengungsian dan enam desa sudan aman, kalau delapan desa lagi mereka minta diutamakan sungai dan infrastruktur dulu,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Desa Suli, I Wayan Sugita mengatakan banjir tersebut berdampak pada perekonomian masyarakat karena petani merugi akibat ancaman gagal panen dan gagal tanam.
“Kami berharap agar pemerintah mempercepat pemulihan perekonomian di Kecamatan Balinggi untuk lahan pertanian dan perbaikan infrastruktur seperti saluran dan tanggul yang rusak akibat banjir,” ungkapnya.
Wayan mengatakan, penanganan secara fisik sangat mendesak untuk dilakukan di 14 desa yang terdampak banjir.
“Mata pencarian kami hanya hasil pertanian dan adanya bencana banjir ya kami rugi,” ucap Wayan. (IKRAM)