PALU – Aksi bom bunuh diri terjadi berturut-turut di Jawa Timur dalam dua hari. Setelah di tiga gereja, menyusul di Rumah Susun Wonocolo di Sidoarjo dan terakhir di Mapolrestabes Surabaya.
Polisi memutakhirkan data jumlah korban tewas dalam aksi peledakan bom bunuh diri tersebut.
Berdasarkan data yang diperbarui Polda Jawa Timur, pada Senin (14/05) siang, total 25 orang meninggal dunia dalam peristiwa itu. Sebanyak 12 orang di pihak warga dan 13 pelaku bom bunuh diri. Korban paling banyak, yaitu delapan orang, terdapat di Gereja Pantekosta Jalan Raya Arjuna.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Machfud Arifin, mengonfirmasi data itu.
Berikut ini rincian korban meninggal dunia di masing-masing lokasi: Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, warga tewas 5 orang dan pelaku 2 orang, Gereja Kristen Indonesia Jalan Raya Diponegoro, tidak ada warga yang tewas. Hanya tiga pelaku yang tewas. Di Gereja Pantekosta Jalan Raya Arjuna, warga yang tewas 7 orang, pelaku 1 orang.
Kemudian di Rumah Susun Wonocolo hanya tiga pelaku yang tewas. Demikian halnya di Mapolrestabes Surabaya, hanya empat pelaku yang tewas.
Menyikapi itu, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Palu, H. Ma’sum Rumi, Senin (14/05), menyatakan duka yang mendalam kepada korban, baik yang luka maupun meninggal dunia.
Menurutnya, perbuatan itu telah melukai seluruh umat beragama.
Ma’sum mengimbau pada seluruh umat beragama, khususnya di Kota Palu, agar tetap tenang dan menahan diri untuk tidak terprovokasi oleh kejadian-kejadian buruk itu. Selain itu tetap meningkatkan kewaspadaan di lingkungan masing-masing.
“Jika ada hal-hal yang mencurigakan kiranya langsung dilaporkan kepada pihak keamanan,” katanya.
Kepada tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai duta-duta perdamaian, diminta mendoakan korban sekaligus tetap menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan, merawat kebhinekaan serta tetap bersikukuh dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan maraknya aksi teror belakangan ini, sangat perlu kewaspadaan dari pemerintah, terlebih saat ini sedang memasuki bulan Ramadhan, agar jema’ah bisa melaksanakan ibadah dengan nyaman.
Untuk hal itu, dia menilai perlu sinergitas antara Pemerintah Kota Palu bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda)
“Dalam hal ini kepolisian dan TNI. Tentu sasaran kita adalah agar umat ini tenang dalam menjalankan ibadah, tidak ada keragu-raguan. Untuk kemananan rumah-rumah ibadah, Insya Allah kami akan melakukan koordinasi dengan pemerintah Kota Palu,” tandasnya. (YAMIN/VIVA)